Kamis, 21 Juni 2012

Setumpuk 75 Ribu.

Bermacam cara orang mengai rejeki. Beragam warna pekerjaan tempat Allah menitipkan anugerah bagi hamba-Nya. Amat misalnya, sehari-hari ia menerima order menjadi tukang kandik (kapak:bahasa Sasak) untuk menghidupi keluarganya. Laki-laki yang memiliki 2 anak ini, memiliki otot yang kuat. Ia tahan membelah kayu dengan kapaknya seharian. Saat Kampung Media menemuinya, ia tengah tekun memotong-motong kayu seorang pak haji diwilayah Karang Parwa. 
" Saya tidak kerja harian, tapi biasanya pekerjaan ngandik ini saya ambil secara borongan"  katanya Amat sambil memecah berbagai jenis kayu yang konon berasal dari buangan PLN. Kayu-kayu yang di potong amat ini, awalnya adalah ranting-ranting kayu di pinggir jalan yang dianggap membahayakan oleh petugas PLN. Para petugas itu biasanya memotong ranting-ranting tersebut agar tak mengganggu.Satu tumpukan kayu biasanya ia borong tujuh puluh lima ribu rupiah. 
" Setumpuk itu sekitar satu atau dua  kibik, saya belah-belah mulai jam 8 sampai sekitar jam sepuluh" katanya sambil menyeka keringat yang bercucuran .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar