Kamis, 24 Oktober 2013

Bule Prancis Kunjungi PLIK Sandubaya


Pertengahan Oktober lalu, dua Bule Asal Prancis yakni Hanane Zambib dan Rislene Zambib tampak tersenyum gembira saat berkunjung ke PLIK Sandubaya. Dua cewek yang sedang berlibur ini menyempatkan diri berkunjung ke PLIK Sandubaya di Pandu oleh Salman Hafiz. Dalam kesempatan tersebut pengelola PLIK Fitriah menjelaskan bahwa PLIK Sandubaya memberikan pelayanan Internet murah kepada warga setempat. Saat memasuki ruang Internet. Karena hari libur, semua komputer sedang terpakai. Satu komputer dikerubungi dua sampai empat orang, Rislene tapak kagum dan memberikan pujian. Pada kesempatan tersebut Rislene minta agar dibuatkan masakan khas Lombok. Katanya ia ingin mencicipinya. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, makanan yang mereka minta telah siap disajikan
Makanan khas Lombok yaitu bebalung, disajikan dalam kondisi hangat untuk disantap. Dua bule ini langsung menyantap dengan lahap. Sampai yang lain selelsai makan, Hanane tampak belum puas dan masih terus menikmati sajian tersebut. “Makanannya enak sekali” kata Hanane memuji bebalung.  
Dua bule ini yang satunya bekerja sebagai perawat dan satunya lagi sebagai manager ini, berjanji untuk dating lagi ke Lombok. Menurut pemandunya Salman hafiz, keduanya sangat enjoy berlibur di Lombok.(wan)

Yayasan Rinjani Sakti Salurkan Dana PKSA



Bulan Oktober ini, menjadi bulan yang membahagiakan bagi para bocah dibawah asuhan Yayasan Rinjani Sakti. Pasalnya Dana Bantuan yang dikhususkan kepada anak-anak yang mengalami masalah kesejahteraan social dibagikan bantuan berupa uang, masing-masing menadapatkan satu juta rupiah dipotong Pajak. Saifulllah, pendamping program PKSA 2013 mengatakan “ saya bersama ketua yayasan Rinjani Sakti berkeliling dari pesisir pantai Ampenan hingga Turida, untuk menyalurkanbantuan kepada mereka yang berhak.”
Hal tersebut disampaikan Saifullah usai berkeliling menyusuri kampong Turida dalam rangka memberikan bantuan tunai kepada anak-anak sebagai klayan Yayasan Rinjani Sakti. Seperti pernah disinggung dalam pemberitaan sebelumnya bahwa setiap anak menerima satu juta, namun itu belum dipotong pajak.” Tahun ini  memang lebih banyak yang dapat tapi nominal uangnya berkurang, kata Saifullah. Sebanyak 37 orang anak berhak mendapatkan bantuan” katanya. Mereka yang mendapatkan santunan adalah mereka yang terpilih melalui seleksi(wan)

Burung Puyuh kian digemari


Sore mendadak riuh. Suara burung puyuh atau Kecepret  orang menyebutnya, berbaur dengan suara para peserta lomba Puyuh berkicau. Lomba Puyuh berkicau tersebut diadakan oleh Tuaq Dar, salah seorang penggemar Burung yang kerap memenangi Lomba sejenis. Lomba burung Puyuh yang dilangsungkan di halaman rumah salah seorang warga di Kelurahan Abiantubuh Baru tersebut, diikuti oleh anak-anak hingga orang Dewasa.
“ Sekarang burung Kecepret (Puyuh) semakin banyak penggemarnya, harga Puyuh yang biasanya Cuma lima ribuan sekarang naik menjadi 10 hingga 20 ribu. Apalagi burung yang menang Lomba. Tentu Harganya akan lebih mahal” kata Tuaq Amid kepada Kampung media, saat menyasikan lomba Puyuh berkicau (25/10).
Mulai anak-anak hingga orang dewasa, sangat menyukai  burung yang pakannya dijual di toko tempat membeli pakan ayam ini. Para orang tua kadang harus merogoh koceknya agar anaknya tidak menangis karena tidak punya burung puyuh.(wan)

KM Abiantubuh dan Melbao gelar pelatihan Menulis

Minggu 20 Oktober, Suasana Aula Pati asuhan Al-Ikhlas terlihat ramai. Puluhan anak asuh dari Panti ini terlibat dalam pelatihan menulis yang digagas oleh KM Melbao Ampenan. KM Melbao sudah sejak dua minggu sebelumnya mengajak KM Abiantubuh untuk membangkitkan kreatifitas menulis para santri di Panti Asuhan yang anak asuhnya ratusan ini.
Sejak pagi KM Abiantubuh telah datang dan bersiap-siap memfasilitasi para santri tersebut untuk berlatih menulis kreatif. Acara bertema "Pelatihan Menulis Kreatif " ini diikuti oleh para santri setingkat SMP dan SMA. Ahyar Rosidy sebagai penggagas acara tersebut menyatakan sangat gembira dengan antusiasme para peserta. " Saya bangga dengan kemampuan para santri yang langsung bisa mengumpulkan karyanya saat itu juga, setidaknya kami bisa membuat keinginan berkreasi mereka bangkit" kata Ahyar kepada Kampung Media. Puluhan peserta yang mengikuti pelatihan singkat tersebut, langsung mengumpulkan tulisan berupa puisi dan satu buah berita.
Pegasuh Panti Asuhan Bapak Haji Nasir juga menyatakan kegembiraannya. " di lain waktu tolong kami dikunjungi lagi" kata bapak haji Nasir sambil tersenyum, saat menyuguhkan ala kadarnya kepada Kampung Media (wan)

Guru Bingung Update NUPTK

Beberapa guru yang kurang mengenal IT tampak kebingungan saat harus meng-update sendiri nomor unik pendidiknya (NUPTK). Menurut Hardy salah seorang TU di madrasah swasta, NUPTK guru kemenag banyak yang belum diupdate. Sementara tidak diperbaharuinya nomor yang sudah kadaluarsa akan berimbas kepada tidak dibayarkannya tunjangan sertifikasi guru.
"Bagi guru yang awam dengan komputer, saya pastikan bahwa mereka akan kesulitan mengupdate sendiri NUTK-nya" kata Guru Bahasa Inggris yang pernah mengikuti kegiatan Relawan TIK ini (20/10) kepada Kampung Media. Di beberapa Madrasah, pembaharuan data tersebut dilakukan dengan cara "gotong-royong" yaitu para guru yang bisa IT membantu yang tidak bisa. Beberapa sekolah mengumpulkan uang sampai Rp. 50.000/ guru, agar datanya terupdate. (Iwan)

TAGANA Kota Mataram Ikut Apel Siaga



30 anggota Tagana Kota Mataram(23/10)., ikut serta dalam apel siaga bencana yang berlangsung di halaman kantor walikota Mataram. Apel yang diikuti oleh berbagai unsur tersebut dilangsungkan dalam rangka mengantipasi datangnya musim penghujan yang sudah mulai membasahi kota Mataram. Apel tersebut adalah bentuk Komitmen Pemerintah Kota Mataram dalam upaya penanggulan bencana di Kota Mataram.
Hadir sebagai pemimpin upacara Ahyar Abduh Walikota Mataram. Dalam pidato singkatnya walikota Mataram menyampaikan, “Berbagai upaya sosialisasi dan antisipasi, baik secara fisik maupun mental harus terus dilakukan, sehingga jika terjadi bencana, warga masyarakat sudah memiliki pemahaman dan pengetahuan dalam upaya penyelamatan diri dan evakuasi terhadap warga lainnya. Kegiatan ini merupakan salah satu cara meningkatkan kesadaran masyarakat, bahwa upaya mengurangi risiko harus dilakukan mengingat besarnya kerugian akibat kejadian setiap bencana.”.
Dalam kesempatan tersebut salah seorang anggota Tagana Kota Mataram, Mong ikut serta dalam penyematan atribut piket siaga secara simbolis kepada para relawan bencana. “ Saya dipasangkan Helm dan diberikan satu buah senter bersama dua orang wakil lainnya” kata Muzakalah atau biasa dipanggil Mong. Menurut informasi yang beredar di kalangan  anggota Tagana, Pemkot Mataram tahun ini menganggarkan tunjangan kepada 30 orang relawan. Salah saeorang anggota Tagana yang meminta agar namanya tidak disebut mengatakan bahwa, honor tagana 300 ribu perbulan terhitung mulai bulan oktober ini.(wan)

Sabtu, 19 Oktober 2013

Curanmor Masuk Kampung

Beberapa hari terakhir warga Abiantubuh resah. hal itu dipicu maraknya pencurian kendaraan bermotor. sekitar 3 malam lalu (16/10) rumah salah seorang warga disatroni sekawanan pencuri. Pencurinya berhasil menggasak sebuah sepeda motor. Di rumah lainnya, masih di wilayah lingkungan yang sama yaitu lingkungan Karang Bata Tengah, dua sepeda motor juga raib dibawa lari pencuri. Menurut Multazam, sebelumnya kampung ini tergolong aman. warga tidak terlalu khawatir meskipun motor di letakkan di luar rumah saat malam tiba. Mereka tak perlu khawatir karena pencurian motor memang sudah lama tidak ada.
Di sekitar rumah ini, tidak ada yang membawa motornya naik ke teras, katanya kepada Kampung Media sambil menunjukkan sebuah lorong padat penduduk.
" Sekarang kita harus semakin waspada jika sudah ada kejadian seperti ini" kata Tuaq Masdar salah seorang warga yang juga merasa khawatir karena motornya dikandangkan secara kolektif di salah satu gudang miliknya.(wan)

Kamis, 17 Oktober 2013

KM Abiantubuh Siap Mandiri




“Kami dari KM Abiantubuh Sudah siap untuk menjadi KM Mandiri”(16/10) kata Fitriah salah seorang anggota Komunitas yang sehari-hari menjaga warung PLIK di Markas KM. Menurutnya, sejak Kominfo memindahkan perangkat PLIK dari Kantor Camat Sandubaya kelokasi baru di sekitar komunitas  Kampung media Abiantubuh, para pengguna internet terus berdatangan. Mereka yang datang tak hanya menggunakan perangkat komputer yang disediakan, namun banyak juga yang memanfaatkan jaringan WIFI dengan membawa laptop dan telpon pintar. Karena tidak menggunakan komputer untuk menghitung jam pemakaian para pengguna, ia membuat catatan kedatangan saja. “ Karena pengguna banyak yang antri, saya membatasi para pengguna satu jam saja agar yang lain kebagian” kata pengelola PLIK ini. Dari buku catatan yang dia buat terlihat lebih dari 50 orang menggunakan internet tiap harinya. Jika hari libur bahkan lebih dari 60 orang memanfaatkan PLIK.
Ramainya pengguna yang datang dimanfaatkan Fitriah untuk menjual makanan ringan hasil olahannya. Makanan yang dibuat menggunakan bahan yang memang menjadi produk andalan kampungya. Ia membuat makanan olahan berbahan dasar tahu dan tempe. “ Saya membuat tahu crispy, tempe crispy atau pisang crispy untuk anak-anak yang datang ke sini, ternyata banyak yang suka, hari libur saya sampai bisa menghabiskan 60 bungkus tempe untuk diolah” katanya menambahkan. Kehadiran PLIK bisa dibilang membantu produsen tahu dan tempe. Makanan ringan yang dibuat tidak seperti tahu dan tempe goreng biasa namun tampilannya lebih di percantik agar anak menjadi lebih tertarik. Untuk pisang goreng misalnya, selain diolah dengan tepung roti, pisang goreng ini juga diolesi blueband  lalu dibubuhi dibubuhi  misis atau keju. Dengan begitu tampilannya menjadi beda dan rasanaya lain dari pisang goreng biasa.
“Jika kondisinya tiap hari seperti ini, maka kami kampung media sudah bisa mandiri. Kami tidak lagi mengharpkan honor dari pemerintah agar KM Abiantubuh bisa bergerak.”kata ibu dua anak ini. Dari hasil warung internet dan menjual kue olahannya  ia telah bisa menyisihkan  keuntungan untuk menabung. (wan)