Minggu, 28 April 2013

Ulang Tahun Kampung yang Meriah


Minggu Sore 28 April 2013, jl. Prabu rangkasari berubah jadi arena lari marathon. Puluhan peserta lari marathon tersebut memacu diri masing-masing untuk bisa mendahului lawannya. Sarbini salah seorang peserta lari tampak ngos-ngosan. Keringat deras tampak membasahi sekujur tubuhnya.Lomba lari yang mereka ikuti merupakan bagian dari rangkaian ulang tahun kampong Kr. Bata Tengah ke XII.
Selain lari marathon, acara ulang tahun kampong tersebut juga dimeriahkan dengan acara spontan seperti goyang dangdut, dan Jurakan. Acara jurakan menjadi sesi paling meriah, dimana para penonton yang berjubel memenuhi jalan dibuat heboh oleh ulah para peserta.
Eza salah seorang peserta yang pertama meraih hadiah tampak sangat gembira. Hadiah yang bisa diraihnya berupa satu buah payung. Sayangnya tangkai payung yang didapatnya masih tertinggal di tiang jurakan karena talinya terlalu kuat. Di tiang jurakan puluhan hadiah di gantung panitia. Hadiah tersebut dibungkus tas warna hitam agar tidak kotor oleh oli dan lemak yang menempel di tiang jurakan.
Ulang tahun kampung tersebut berlangsung hingga menjelang tenggelam matahari. (fit)

Senin, 22 April 2013

Empat Wanita yang Menginspirasi Dunia


menyambuut hari kartini banyak orang mencari-cari apa dan bagaiman peran wanita dulu, saat ini dan esok. Sebagaibahan renungan dan motivasi Kampung Media Abiantubuh Baru kali ini memuat kisah empat orang wanita yang berprestasi dan menginspirasi
1. Lizzie Velasquez

Lizzie adalah wanita berumur 23 tahun yang mengalami kelainan kesehatan terlangka di dunia. Tubuhnya tidak bisa memproduksi otot, cadangan energi bahkan dia tidak punya lemak sama sekali hingga beratnya hanya sekitar 60 pound.

Terlahir seperti itu, banyak orang yang mengejeknya dengan sebutan'monster'atau wanita terjelek di dunia. Ejekan itu pernah membuatnya ingin bunuh diri. Namun dirinya bangkit hingga kini berhasil menjadi motivator, penulis, dan membangun karirnya sendiri,

Pekerjaan tersebut telah dijalaninya selama 7 tahun, sukses mengisi 200 workshop dan acara motivator tentang meningkatkan percaya diri, menghadapi bully dan sebagainya. Dia pun telah lulus menjadi di Fakultas komunikasi di Universitas Texas. Bukunya yang berjudul 'Lizzie Beautiful' telah terbit pada 2010 lalu.

2. Balpreet Kaur



Dia adalah seorang penganut Sikh, dimana penganut Sikh mewajibkan agar tidak memotong rambut. Mereka juga ditandai sebagai seorang yang sering memakai Turban.

Balpreet Kaur menjadi bahan cemooh di dunia maya saat dirinya difoto ketika mengantri di perpustakaan Ohio,Amerika. Ejekan datang bukan karena Balpreet memakai turban tapi di tubuh wanita ini tumbuh kumis dan janggut.

Namun Balpreet membalas ejekan mereka dengan kata-kata bijak yang menginspirasi semua orang.

"Rambut yang tumbuh ini adalah pemberian tuhan yang harus kita jaga. Rambut-rambut ini tetap mebuatku normal. Kata dokter rambutku tumbuh karena aku punya kelainan hormon sejak aku remaja.Walaupun hormonku telah normal tapi rambut-rambut ini tetap tumbuh. Kendati begitu aku menghargainya dan aku tidak pernah menyesal," katanya membalas di situs yang sama.

Dia pun melanjutkan,

"Aku memang seorang Sikh. Aku juga menyadari bahwa rambut ini membuat orang bingung soal jenis kelaminku. tapi kemampuan dan pikiranku serta tindakanku lebih berharga dibandingkan kecantikan fisik.Aku hanya berharap dapat membuat perubahan untuk dunia ini dengan kecantikan yang ada di dalam diriku," tutupnya.

Sontak saja ini memancing reaksi yang berkebalikan, orang yang memposting dirinya pun akhirnya minta maaf. Facebook Balpreet pun dibanjiri pujian.

3. Laxmi Sargara


Laxmi Sagara adalah wanita yang telah dijodohkan orang tuanya sejak dia berumur satu tahun. Perjodohan anak kecil ini adalah aktivitas ilegal yang biasa dilakukan di India. Biasanya keluarga miskin India menjodohkan anaknya untuk mendapatkan kestabilan ekonomi.

Laxmi menjadi pelopor berubahnya sistem perjodohan ini, di umurnya ke 18 dia tahu bahwa dia punya hutang untuk menikah. Mendekati batas waktu pelubasan hutan nikah, Laxmi yang enggan menikah kemudia mendatangi lembaga sosial yang mengurusi hak anak-anak.

Lembaga sosial itu pun membujuk mempelai laki-laki untuk membatalkan pernikahan Laxmi dan calon suaminya. Akhirnya si calon pun setuju untuk membatalkan pernikahan mereka.

Kasus Laxmi berdampak besar, ribuan orang mendukung tindakannya dan memprotes pernikahan anak di bawah umur. Hingga membuat dunia internasional melirik. Jejak Laxmi banyak menginspirasi dunia termasuk anak berumur 8 tahun yang menolak dinikahi pria 58 tahun di Arab.

4. Talia Castellano

Talia Castellano mulai bereksperimen dengan dirinya saat dia didiagnosa dengan dengan penyakit kanker. Meski tanpa rambut remaja 13 tahun ini berhasil mengekspresikan dirinya dengan riasan smoky eyes dan nail art. Eksperimennya ini telah dilihat dan menginpirasi ratusan ribu orang di yotube.

Hasilnya beberapa tawaran dari majalah atau produk kosmetik kini menghampirinya meski kondisinya tidak seperti dulu

Dinas Sosial Provinsi NTB verifikasi data PKSA


Persoalan kesejahteraan anak, adalah masalah baru yang kini menjadi salah satu focus perhatian pemerintah. Saat ini ada banyak anak yang hidupnya membuat kita prihatin. berbagai macam persoalan kini dihadapi anak, mulai dari persoalan di dalam keluarga, dan lingkungan sekitarnya.  Jum’at 19 April 2013, petugas dari Dinas Sosial Propinsi NTB mulai turun di wilayah kota Mataram, untuk melakukan verifikasi data anak yang mengalamai masalah. Tahun ini menurut rencana ada 37 anak di kota Mataram akan mendapatkan bantuan kesejahteraan. Data yang diverifikasi adalah data yang dikirim LKSA di kota Mataram. Menurut ibu Ida, petugas dari Dinas Sosial Kota Mataram yang turun mendampingi kegiatan tersebut, data yang telah dikirim ke provinsi adalah hasil seleksi dari sekia banyak anak yang datanya sudah masuk.
Salah satu wilayah yang diverifikasi di kota Mataram adalah lingkunga Karang Bata Selatan dan Karang Bata utara. Di wilayah tersebut terdapat sekitar sepuluh anak yang diusulkan mendapatkan bantuan. Fitri salah seorang pengurus LKSA yang ditunjuk mengatakan, anak yang namanya dikirim mengalami persoalan sangat pelik.
“ Beberpa anak sama sekali tidak mendapat perhatian dari orang tuanya. Ada anak yang bahkan sama sekali tidak pernah melihat bagaimana rupa bapaknya, kata Fitri kepada Kampung Media ( Wan )

Minggu, 21 April 2013

BANSOS Walikota untuk TK Hamzanwadi Abiantubuh




Partisipasi masyarakat terhadap dunia pendidikan di Kota Mataram cukup tinggi, terutama untuk pendidikan usia dini. Hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya lembaga PAUD (Pendidikan anak usia dini) yang didirikan masyarakat secara swadaya. Taman Kanak-kanak Islam swasta Hamzanwadi NW Abiantubuh contohnya. Taman-kanak ini berdiri berkat kerja keras masyarakat. Sejak awal berdiri TK ini selalu kebanjiran murid.  Saat ini bangunan TK Hamzanwadi berdiri di sebelah barat Taman Abiantubuh. Sebuah Lokasi yang strategis, dimana anak-anak bisa bermain dengan leluasa di Taman yang di Bangun pemerintah Kota Mataram tahun 2012 lalu itu.
Sebagai wujud komitmen pemerintah kota Mataram terhadap partisipasi masyarakat utamanya dunia pendidikan, Tahun ini TK Hamzanwadi mendapatkan bantuan sosial. Penyerahan bantuan sosial tersebut di langsungkan di ruang kerja bagian kesra kota Mataram jumat 19 April lalu.
Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah kota  Mataram terutama kepada Bapak Walikota Mataram yang telah memberikan perhatian  kepada kami “ kata Nurhayati  S.Pd. kepala TK Hamzanwadi NW. Menurut nya, dana bansos tersebut akan digunakan untuk membangun Ruang Kegiatan belajar karena ruang yang ada tidak mencukupi. Selain itu dana tersebut juga akan digunakan untuk membeli perlengkapan belajar.(Fitri)

Sabtu, 20 April 2013

Pentas Seni Untuk Yatim Piatu


Sejak ba’da Isyak, ratusan penonton memadati panggung berukuran 8x7 meter , yang terpasang di pinggir jalan senopati V. Panggung tersebut tidak terlalu tinggi.  Dengan latar belakang dan samping berwarna hitam, dan lampu sorot yang biasa dipakai dalam pertunjukan panggung itu terlihat seperti panggung yang dibuat secara serius. Tak ada spanduk atau penanda  kegiatan. Apa gerangan yang akan dipentaskan. Banyak orang yang bertanya Tanya. Di sebelah utara dan selatan panggung, terdapat kotak amal bertuliskan “ Amal untuk anak Yatim”.  Semakin malam orang-orang yang datang kian membludak. Namun panggung masih saja kosong . yang terdengar hanya alunan music yang diputar lewat soundsystem.
Tiba saatnya panggung dinaiki para pengisi acara. “ para penonton harap bersabar, dalam lima menit kedepan, acara pementasan drama akan kita sama saksikan” kata panitia yang terdengar melalui pengeras suara. Naiklah panitia memberikan sambutan. Dari sambutan yang disampaikan Yusri Amri salah seorang panitia inilah akhirnya orang-orang tahu kalau malam itu akan berlangsung pertunjukan seni dalam rangka menggalang dana Yatim Piatu. Acara digelar oleh Remaja Masjid Subulassalam. Pentas seni itu pun berlangsung. Penampil pertama membawakan sebuah puisi tulisan Abdul Hadi dengan dengan judul “ Doa Untuk Indonesia”. Puisi yang ditampilkan membuat para penonton terdiam dna sesekali bertepuk tangan. Dilanjutkan dengan puisi berjudul Aku tidak Tahu oleh Islam.
Setelah tuntas pembacaan puisi, panging tersebut di goyang oleh penampilan music akustik. Tampil lembut dalam gelar tersebut, Alwi Mujib dan kawan-kawan. Dua lagu diiringi gitar, maracas, dan jimbe membuat para penonton kagum akan penampilan para jomblo tersebut. Alwi dengan sangat kocak menyapa penonton, membuat suasana malam minggu 20 April 2013 itu terasa lebih hangat.
Terakhir, penonton dibuat terkesima oleh pentas drama berjudul “Cinta di Pucuk Ketapang”. Drama ini dimainkan oleh anggota remaja masjid seperti , Sofyan, Indah, Sofi, Rahima, Anang, Ema, Hilda, Ana, Devi, Iqbal, dll.  Dari pejelasan panitia, Drama ini terinspirasi dari status fesbuk  (Roja'i)



Rabu, 17 April 2013

Siswa libur, bermain di sawah


Dunia anak adalah dunia bermain. Hampir sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bermain.  Pelaksaann Ujian Nasional tingkat sekolah dasar yang dimulai sejak beberapa hari lalu, membuat sekolah meliburkan siswa yang tak ikut ujian. Hal ini membuat para siswa kelas satu sampai lima menghabiskan waktu untuk bermain.  Para siswa yang libur mengisi waktu dengan menonton Televisi, bermain Play Station, atau berkumpul dengan teman lain untuk melakukan berbagai permainan anak. Salah satu pilihan tempat bermain mereka sawah. Di sawah mereka bisa leluasa melakukan banyak permainan. Mencari ikan, burung, atau tumbuhan yang bisa dijadikan alat bermain. Pantauan Kampung Media di sawah sekitar Abiantubuh (16/4), sebagian besar anak-anak yang memilih sawah sebagai tempat bermain memegang layangan. Mereka bermain layangan, berlari-lari di pematang  sawah yang baru ditumbuhi padi. Samsul salah seorang anak yang ikut bermain terlihat asyik dan tak peduli  sinar matahari yang menyengat.(sapwan)

Senin, 15 April 2013

Berugaq, fasilitas komunikasi tradisional



Setiap komunitas memiliki tradisi berbeda dalam melakoni kehidupan sosialnya. Tradisi tersebut merupakan kearifan lokal yang mendukung keseimbangan pola kehidupan bermasyarakat. Perjalanan panjang  pergaulan sosial yang dilalui sebuah komunitas membuat mereka berhasil menemukan cara dan tradisi yang tepat agar komunitasnya terus bertahan. Masyarakat Sasak memiliki sebuah fasilitas pergaulan bernama  Berugaq. Berugaq adalah sebutan oleh suku Sasak untuk sebuah tempat bersantai-santai (bale-bale, gazebo). Bentuk asli Berugaq memiliki sebuah lumbung di atasnya dan beratapkan alang-alang. Dahulunya, lumbung digunakan untuk menyimpan hasil panen sawah, biasanya berupa padi dan palawija lainnya. Saat ini bentuk Berugaq mengalami sedikit perubahan dan modifikasi; atap yang dulunya hanya menggunakan alang-alang kini digantikan dengan genteng (atau seng) sehingga tidak terdapat lagi lumbung di atasnya, namun di daerah-daerah tertentu seperti di sejumlah desa adat lumbung masih tetap dipertahankan.  Berugak bisa saja terdiri dari empat atau enam tiang. Berugaq menjadi tempat bergaul atau berkomunikasi  sepulang bekerja atau saat bersanta ketika saat istirahat. Tak jauh dari markas komunitas kampong media Abiantubuh, terdapat sebuah berugaq. Di berugak tersebut biasanya berkumpul komunitas  penyuka burung atau komunitas pemancing ikan. Berbagai macam tema pembicaraan bisa berlangsung di tempat tersebut. Awak KM juga sering menggunakan berugak sebagai tempat berkomunikasi (Sapwan)

Sekolahkan anak dari Jahit Sepatu



“ Saya bisa dapat menjahit  sepuluh atau lebih sepatu dalam sehari”, Kata Kamarudin warga Bagek Polak kepada Kampung media, Senin 16 April 2013 di jalan senopati Abiantubuh. Penjahit sepatu atau sandal yang sehari-hari berkeliling di sekitar Cakranegara ini, menggunakan sepeda motor untuk menjangkau para pelanggannya. Menurutnya, penghasilan dari menjahit sepatu lumayan untuk menghidupi keluarga. Ia belajar menjahit sewaktu merantau di pulau Bali. “Sewaktu saya diajak merantau ke Bali, saya bergabung dengan perantau dari  Jawa. Kepada perantau Jawa saya banyak menimba ilmu. Saya pernah ikut mereka menjahit sepatu tanpa diongkos, hanya dikasi makan saja” kenang  lelaki 3 anak ini . Dari penghasilan menjahit sepatu keliling, ia bisa menyekolahkan anaknya hingga tamat, dan membayar cicilan motornya. Ia menceritakan bagaimana dulu ia harus berjalan kaki keliling kota Denpasar berjualan tahu tek-tek. Satu hari saya pernah berjalan pulang tanpa hasil. Dagangan saya, harus didorong melewati banjir sampai seukuran paha orang dewasa. Saya pulang malam hari tanpa membawa uang karena hujan yang turun terus menerus, kenangnya.  Setelah banyak menimba pengalaman  di rantauan, ia memutuskan ntuk pulang dan bekerja dan berjualan di Lombok. Kegigihannya serta pengalaman pahitnya di rantauan menjadi bekalnya berusaha di Lombok. Hasilnya, dari menjahit sandal dan sepatu ia bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya.  (Taqdir)

Senin, 08 April 2013

Modem KM Abiantubuh Ngadat

gambar dari internet

Sudah hapir satu bulan ini, modem KM Abiantubuh Baru tidak bisa dipakai. Pasalnya modem tersebut selalu minta PUK jika di coba. Wal hasil beberapa berita yang mesyinya diupload batal karena keburu "basi". Setelah berupaya menghubungi Bapak Fairusz "Abu Macel", beliau menyarankan agar KM mengubungi pak Wiboko di Grapahari Telkomsel. Tadi Pagi sekitar pukul 10.00 Wita KM Abiantubuh meluncur menuju kantor Telkomsel, tepatnya di Jl.Pejanggik no.47F Mataram Lombok. Di kantor yang berlokasi persis di depan Mataram Mall tersebut Kampung Media disambut hangat. di Pintu masuk KM langsung disambut oleh petugas untuk langsung dihubungkan dengan pak Wiboko. Sebelum KM dipersilahkan untuk duduk menunggu.  Agar tak bosan saat menunggu di samping kiri bangku tunggu terdapat rak buku mirip etalase kecil. Di dalam rak tersebut terpajang berbagai majalah, termasuk koran Lombok Post terbaru. KM menyempatkan diri untuk membolak-balik koran Lombok Post. Tidak berapa lama, dari arah ruangan muncul seorang pria yang langsung menyapa.
" Bapak dari Kampung Media ? silahkan duduk pak, ada yang bisa kami bantu ? kata pria tersebut dengan ramah.
KM pun menjelaskan masalah  modem yang ngadat beberapa hari ini. Lalu lelaki yang kami duga dalah pak Wiboko tersebut berlalu kedalam sambil membawa modem KM. Tidak berapa lama beliau kembali.
" Lain kali jangan sampai salah pin mas, sebab kalau sampai lebih dari 3 kali salah pin, kartunya yang akan rusak" sarannya dengan ramah. Alhamdulillah, sekarang KM sudah bisa posting berita. Trmakasih kami ucapkan kepada Telkomsel.

Kamis, 04 April 2013

BSS Topang Peningkatan Ekonomi


LOTENG-- Program Bumi Sejuta Sapi (BSS) dari pemerintahan Gubernur NTB DR TGH M Zainul Majdi atau TGB mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Secara langsung dapat menopang peningkatan ekonomi dan kesejahtaraan.
‘’Awalnya kami ragu dengan program BSS ini. Tapi setelah berjalan dampaknya mulai kami rasakan. Para peternak kini memiliki sapi berkat bantuan. Sapi itu bisa menjadi tabungan untuk menyekolahkan anak mereka. Menurut saya program ini sangat bagus,’’ papar Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 2 Amaq Makmun.
Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 2 Dusun Montong Obok Desa Jelantik Kecamatan Jonggat yang menerima bantuan BSS sebanyak 53 ekor merasa bersyukur atas program BSS yang dicanangkan TGB. Sebanyak 53 ekor itupun dikelola oleh 53 anggota Kelompok Tani Ternak.
Semangat menjalankan program BSS itu pun diwujudkan dengan kebersamaan membangun kandang dan mencari pakan ternak. Banyaknya bantuan BSS itu, tidak lantas Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 2 merasa puas.
Mereka akan membuat proposal dan surat usulan meminta kembali bantuan sapi pada Pemprov. Termasuk perbaikan kandang. Langkah itu dilakukan karena semangat untuk melestarikan program BSS.
‘’Setelah merasakan manfaatnya, anggota kami makin bersemangat. Itulah sebabnya kami meminta kembali bantuan,’’ katanya.
Setiap satu kandang , diisi 2-3 ekor sapi. Jumlah kandang yang kosong sendiri ada 12. Agar 12 kandang itu terisi, Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 2 berharap Pemprov kembali mengucurkan bantuan sapi sebanyak 24 ekor.
Dengan banyaknya sapi yang akan dikembangkan, Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 2 optimis peningkatan ekonomi dan kesejahtaraan masyarakat semakin membaik.
Harapannya, setelah sapi mulai berkembang  dan banyak harga daging dioptimalkan sesuai dengan harga pasar. Tidak kemudian, daging sapi yang ada murah karena masuknya daging sapi impor.  
Persoalan penyakit dan kematian anak sapi selama ini, dapat ditanggulangi oleh penyuluh lapangan yang sewaktu-waktu dapat dihubungi. Setiap bulannya juga, penyuluh dan dokter hewan mengontrol perkembangan sapi.
“Kami bersyukur semua dipermudahkan. Tapi, kami berharap diberi bantuan lagi,” kata Ketua Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 2 dusun Montong Obok desa Jelantik Amaq Makmun.
Kata dia, program BSS yang dicanangkan TGB sejak awal memimpin NTB sudah dirasakan manfaat bagi peternak sapi. Terbukti dari peningkatan kesejahteraan, dan peningkatan ekonomi peternak sapi, hingga bisa menyekolahkan putra putri dan menghidupi keluarga.
Bukti program TGB itulah, pihaknya bersama anggota Kelompok Ternak Sapi siap mendukung langkah TGB untuk melanjutkan ikhtiar. “Kami dari Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 2 menyatakan siap mendukung TGB. Beliau sudah terbukti,” katanya. 

Sarjana Berkat BSS


LOMBOK UTARA -- Hartu, pemuda di Dusun Karang Kendal Desa Genggelang Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara (KLU) adalah contoh sukses peternak. Berkat sapi, pemuda itu mampu menyelesaikan kuliahnya. Kini dia sudah menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
 ‘’Saya baru-baru ini jual satu ekor, untuk menyelesaikan kuliah,’’ katanya saat ditemui di kadang kolektif milik kelompok Ngiring Datu di Dusun Karang Kendal Desa Genggelang Kecamatan Gangga, beberapa waktu lalu.
Sebelum ikut dalam kelompok Ngiring Datu, Hartu memelihara di rumah. Tapi setelah kelompok terbentuk tahun 2010 silam,dia bergabung di kelompok itu. Kelompok membuat kandang kolektif, bantuan pun mengalir ke kelompok. Pemerintah, melalui program Bumi Sejuta Sapi (BSS) memberikan bantuan pejantan, dan fasilitas kandang kolektif.
‘’Sekarang jumlah sapi disini 264 ekor,’’ kata Sekretaris Kelompok Ngiring Datu Purdah.
Anggota kelompok Ngiring Datu rata-rata memiliki tiga ekor sapi. Untuk sapi jantan dengan berat 300 kg, harganya Rp 10 juta. Purdah sendiri memiliki sapi jantan yang kemungkinan beratnya lebih dari 300 kg. Sapi jantan dijual menjelang tahun ajaran baru sekolah.
‘’Untuk persiapan biaya sekolah,’’ katanya.
Peternak lainnya Sugawati juga bersiap-siap untuk melepas sapi miliknya. Dia akan menjual seekor sapi jantan. Sapi yang akan dijual itu disiapkan untuk membiayai anaknya yang kini kuliah di Universitas Mataram dan Universitas Muhammadiyah Mataram (UMM). Anaknya yang kuliah di Unram dikuliahkan di Fakultas Peternakan, dengan harapan kelak bisa menjadi peternak yang lebih handal.
‘’Kalau tidak ada sapi ini, tidak bisa kami membiayai kuliah,’’ katanya.
Pengalaman serupa juga dirasakan Artahap, ketua kelomp0k ternak Patuh Angen Dusun Karang Tal Desa Kayangan Kecamatan Kayangan. Sapi menjadi tabungan pendidikan bagi putra putrinya.
‘’Saya tidak khawatir biaya sekolah sekarang, kalau butuh biaya besar tinggal jual satu sapi,’’ katanya.
Artahap yang memiliki anak kuliah di Unram pada jurusan Peternakan menghitung, satu sapi bisa membiayai satu anak kuliah selama setahun. Untuk sapi jenis tertentu seperti Simental, satu ekor bisa dilepas Rp 17 juta.
Kelompok Patuh Angen didirikan pada tahun 2009 saat program BSS kali pertama turun di KLU. Sebelum program BSS para peternak memelihara sendiri, tidak ada pengawasan, dan sangat kurang pembinaan. Apalagi bantuan, hampir tidak pernah tersentuh bantuan.
Saat awal membentuk kelompok, jumlah sapi hanya 30 ekor. Kini jumlah sapi di kelompok 140 ekor. Selama program BSS berjalan, kelompok diguyur bantuan. Akhirnya para peternak yang awalnya sendiri-sendiri membentuk kelompok.
Artahap telah membuktikan itu. Kini jumlah sapi miliknya 20 ekor. Banyak sapi pejantan yang dilego dengan harga Rp 10 juta ke atas. Tabungan keluarga ada di dalam sapi itu. Setiap kebutuhan besar, khususnya pendidikan satu ekor sapi dijual.
Menurut Artahap, dari sekian banyak program pemerintah, BSS ini paling dirasakan mendongkrak perekonomian masyarakat. Bantuan bibit sapi yang diberikan pada masyarakat berarti membebaskan masyarakat dari pengangguran. Anak-anak muda yang sebelumnya menganggur, kini punya kegiatan beternak. Tabungan mereka sudah tergambar di sapi yang dimiliki.
‘’Program BSS ini adalah program yang sangat berpihak pada masyarakat kecil. Program ini harus dilanjutkan. Saya sendiri sudah merasakan manfaatnya, anak saya bisa kuliah berkat sapi,’’ tegas Artahap. 

Perhatian Besar Pada Pertanian


PRAYA- Kepemimpinan Tuan Guru Bajang (TGB) selama ini diakui Kelompok Tani Sinar Kemiri Desa Jelantik Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah menui hasil yang gemilang, khususnya di bidang pertanian. Banyak bantuan yang turun setiap tahun. Bantuan pertanian yang diberikan yaitu bibit jagung, kedelai, bibit padi yang berkualitas, dan pupuk.
Kesejahteraan masyarakat petani sejak dipimpin TGB ikut meningkat seiring meningkatnya produksi gabah. Yang sudah memiliki anak melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi, membangun usaha baru dan memperbaiki rumah masing-masing.
Manfaat besar bantuan tersebut sangat dirasakan para petani. Selain bantuan, mereka juga mendapatkan pelatihan dan penyuluhan tentang pembibitan, pemupukan, pengentasan hama, dan produksi gabah.
Penyuluhan langsung diberikan oleh tenaga-tenaga yang berkompeten, yang dilaksanakan di Kantor Kecamatan Jonggat. Pelatihan dilaksanaan, setiap bantaun yang diturunkan. Hingga para petani merasa perangkat keras dan lunak teratasi dengan baik.
Diharapkan berbagai progam pengembangan pertanian yang disiapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, melalui kepemimpinan TGB dapat dilanjutkan kembali, mengingat manfaat besar yang dirasakan langsung para petani.
Bantuan bibit yang kami terima selama ini gratis. Kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pemerintah. Kami harap melanjutkan kepemimpinan pemerintah saat ini ,’’ Kata Ketua Kelompok Tani Sinar Kemiri Desa Jelantik Kecamatan Jonggat Erip.
Kata dia, bantuan pertanian yang diberikan disalurkan secara langsung melalui Gabungan Kelompok Tani, selanjutnya disalurkan kembali pada Kelompok Tani.
“Semenjak ada gubernur TGB kami mendapat perhatian besar. Kami sering mendapatkan bantuan untuk pertanian,’’ ujarnya.
Jumlah Kelompok Tani di Desa Jelantik mencapai 14 kelompok. Setiap kelompok memiliki rata-rata luas lahan diatas 50 hektare (ha). Untuk Kelompok Tani Sinar Kemiri mencapai 53 ha. Lahan ditanami padi, jagung, dan kedelai.
Kedepan, kata Erip, gubernur dapat memberikan bantuan berupa modal, dan alat pertanian seperti hand traktor, hand sprayer, dan mesin pompa karena alat itu akan menunjang dan membantu meningkatkan produksi gabah.
Untuk modal, lanjut Erip, akan digunakan menopang kesejahteraan keluarga dengan membuka usaha baru.  Dengan bantuan yang ada saat ini, Erip bersama pengurus dan anggota Kelompok Tani siap memenangkan TGB untuk melanjutkan ikhtiar.
“Kami siap bergerak menangkan TGB karena sudah terbukti,” ujarnya

IC Sebagai Simbol Seribu Masjid


Simbol NTB sebagai Negeri Seribu Masjid, sudah ditunjukkan dari pembangunan Islamic Center (IC). Bangunan yang megah dan istimewa itu, menjadi catatan kepemimpinan Gubernur NTB DR TGH M Zainul Majdi atau lebih dikenal TGB luar biasa.
“Terlepas soal dukung mendukung, Mamiq melihat secara otentik berdasarkan fakta yang ada, TGB itu luar biasa, buktinya bisa membangun IC,” kata tokoh spiritual sekaligus budayawan Loteng Lalu Sar’i Bayan.
Menurut dia, beberapa gubernur-gebernur sebelumnya hanya sebatas berencana. Namun, implementasi pembangunannya tidak ada. Setelah kepemimpinan TGB, barulah terlihat pembangunan simbol seribu masjid tersebut.
‘’ Beliau hebat. Terbukti IC bisa terbangun, dan itu menjadi simbol NTB sebagai negeri Seribu Masjid,” katanya.
Mamiq Bayan yang merupakan Budayawan Sasak yang dekat dengan para pejabat negara ini, mengatakan pemerintahan NTB dibawah kepemimpinan TGB sangat memiliki komitmen tinggi untuk memajukan NTB. Berbagai pembangunan infrastruktur telah dituntaskan dan sedang dilaksanakan.

Dalam membangun daerah, khususnya simbol NTB sebagai daerah Seribu Masjid, IC adalah bukti nyata.
Jumlah Masjid yang ada di NTB sendiri menurut Mamiq Bayan lebih dari seribu. Dengan adanya IC menurut  Mamiq Bayan simbol itu akan lebih bergaung di kancah nasional bahkan internasional. Secara tidak langsung akan menjadi kebanggaan tersendiri seluruh masyarakat NTB.
Dalam pembangunan IC, lanjutnya tentu membutuhkan waktu yang cukup panjang, tidak bisa diselesaikan dalam waktu tiga atau empat tahun.
Kalau kemudian terjadi pergantian kepemimpinan, maka kebijakan pembangunan IC dipastikan akan terputus di tengah jalan.
Sejak kepemimpinan 1,5 tahun, TGB sudah memiliki hasil, yaitu perencanaan pembangunan IC. Perencanaan itu kemudian diwujudkan di tengah perjalanan kepemimpinannya.
“Hingga di akhir kepemimpinannya TGB ini sudah banyak yang diperbuat, khususnya IC,” katanya.
Kelancaran pembangunan IC itu sendiri, menurut Mamiq Bayan atas kemampuan TGB menjaga hubungan harmonis dengan legislatif dan para tokoh masyarakat, tokoh agama di NTB.
 “Walau saya tinggal di Loteng, tapi saya tahu perkembangan di NTB ini,” ujarnya.
Untuk itulah, menurut Mamiq Bayan kepemimpinan TGB harus dilanjutkan.
 “Apa yang diperbuat seperti IC dan lain-lain, tentu memakan waktu lagi. Sehingga harus dilanjutkan karena beliau yang punya ide. Jadi, harus dilanjutkan,” ujarnya dengan semangat

BIL Beroperasi, Kesejahteraan Meningkat

LOMBOK TENGAH -- Sejak beroperasinya Bandara Internasional Lombok (BIL), tiga desa di kawasan tersebut sudah menikmati hasil. Terjadi peningkatan kesejahteraan dan pembangunan ekonomi. Kondisi keamanan di kawasan tersebut juga jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelum BIL beroperasi.
Tiga desa di kawasan BIL yakni Tanak Awu, Ketare dan Penujak kerap disorot akibat banyaknya keributan. Seiring dengan pembangunan di kawasan itu, desa di kawasan BIL itu berangsur membaik. Bahkan kini laju pembangunan di desa-desa itu meningkat pesat.
Pekerjaan pun terbuka lebar setelah BIL beroperasi. Para pemuda yang awalnya merantau ke Malaysia atau pengangguran kini memiliki pekerjaan. Tidak sekadar di dalam bandara, tapi seluruh pekerjaan yang mendukung sebuah kawasan bandara banyak diisi para pemuda setempat.
 “Sejak BIL ini dibangun dan dioperasikan, Alhamdulillah kesejahteraan kami meningkat dan terjamin.  Saya sendiri merasakan dampak BIL yang sangat positif. Banyak pemuda yang bekerja dan semangat untuk menempuh pendidikan tinggi,” kata Koordinator Kasir Tol Gate BIL Muazam Syah.
Selain diterima bekerja di BIL, kata Muazam, ada juga beberapa warga dari tiga desa itu mulai membuka usaha baru seperti berjualan di sekitar BIL. Warga yang membuka usaha di dalam BIL juga warga dari desa sekitar BIL. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi masyarakat meningkat.
Dari dampak itulah, pendidikan dan kesehatan dapat dinikmati dengan Mudah. Apalagi, disokong dengan program gubernur DR TGH Zainul Majdi atau TGB yaitu pendidikan dan kesehatan gratis.
“Jadi sangat banyak peran TGB dalam pembangunan BIL ini, dan dampaknya sekarang kami bisa rasakan,” ujarnya.
Kata dia, dukungan masyarakat desa Tanak Awu, Ketare dan Penujak dalam pembangunan serta beroperasinya BIL tidak diragukan lagi. Itu kemudian, disokong dengan kebijakan TGB untuk mempercepat akses transportasi tersebut. Menurut Muazam, beroperasinya BIL tidak lepas perang Gubernur NTB.
Gubernur melobi pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan. Selain itu berkat lobi gubernur pula BIL menjadi embarkasi penuh haji. Calon jamaah haji dari Lombok tidak perlu lagi ke Surabaya.
“Setelah TGB bergerak, progres pembangunan BIL ini luar biasa. Jadi, beliau banyak berperan penting dalam pembangunan dan pengoperasian BIL. Beliau pintar melobi ke pusat, ini bisa kita lihat hasilnya,” ujar Azam yang juga dari warga Ketare.
Menurut dia, kepemimpinan TGB harus dilanjutkan karena masih ada beberapa sarana dan prasarana serta infrastruktur BIL yang perlu ditambah. Melalui lobi ke pemerintah pusat, tentunya BIL akan menjadi bandara yang hampir sama dengan Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta.
Kalau kemudian NTB mendapatkan kepemimpinan yang baru, tentunya kebijakan yang ada pun ikut baru.
“Daripada ganti pemimpin, lalu ganti kebijakan, saya secara pribadi lebih baik lanjutkan TGB,” tegasnya.
Selama ini, terangnya pembangunan suatu daerah selalu terpotong-potong, tidak simultan. Akibatnya, ada beberapa pembangunan yang tidak bisa diselesaikan, bahkan tidak dilanjutkan kembali.
Langkah itulah, menurut Azam salah. Untuk itu, pihaknya berharap segala pembangunan yang ada di NTB ini tetap dilanjutkan oleh pemimpin yang ada saat ini (TGB).
“Kalau ganti yang baru, pasti ganti program yang baru juga,” ujarnya.
Setelah nantinya TGB sudah melanjutkan ikhtiar membangun NTB, pihaknya berharap agar TGB memperhantikan nasib peningkatan upah buruh. “Harapan saya pada TGB, UMP jangan berpihak pada pengusaha. Tapi, berpihak pada buruh,” katanya

Program BSS Berikan Manfaat Besar



PRAYA- Setelah sebelumnya, Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 2 dusun Montong Obok desa Jelantik mengakui keberhasilan program Bumi Sejuta Sapi (BSS) dari kepemimpinan DR TGH M Zainul Majdi, MA atau TGB. Kini, giliran kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 1 desa Jelantik yang menilai program BSS dari TGB sudah memiliki manfaat besar bagi masyarakat. Berkat BSS , para peternak bisa memperbaiki rumah, anak disekolahkan, kehidupan pangan mencukupi, dan kebutuhan dasar lainnya.
Langkah kedepan, Ketua Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 1 Salman akan mengembangkan sapi yang ada, termasuk rencana mengusulkan tambahan bantuan sapi.
‘’Berkat sapi kami bisa perbaiki rumah, kalau ada kebutuhan lain ada cadangan kami dari sapi yang kami pelihara. Manfaat inilah menjadi alasan kami meminta program BSS ini dilanjutkan oleh TGB,’’ katanya.
Jumlah anggota di Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 1, lanjutnya mencapai 40 orang. Harapannya, ada 40 ekor sapi yang bisa dibantu oleh TGB. Saat ini sapi yang ada, dipegang masing-masing anggota kelompok dari bantuan sebelumnya.
Kata dia, untuk masalah penyakit atau kematian anak sapi di Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 1 dapat ditanggulangi oleh penyuluh lapangan. Setiap bulannya, penyuluh dan dokter hewan mengawasi dan mengontrol perkembangan sapi.
Menurut dia, kandang yang ada di Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 1, tidak kalah dengan kandang yang dimiliki Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 2. Namun, kadang di Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 1 sementara masih kosong karena sedang dibangun, dan ditata lebih bersih serta rapi.
Untuk jaminan keamanan, lanjutnya Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 1 melakukan ronda bergiliran guna menjaga sapi yang ada.
“Tapi saat ini sapi ada di anggota kelompok, nantinya kembali dikumpulkan,” katanya.
Keberhasilan TGB merealisasikan program BSS itu membuat Salman spontan mengatakan siap mendukung TGB melanjutkan ikhtiar. “Saya atas nama ketua Kelompok Tani Ternak Barang Nikmah 1 siap mendukung TGB, dan lanjutkan ikhtiar bersama membantu masyarakat,” ujarnya.



Rumput Laut Pintu Kesejahteraan Nelayan



Rumput laut mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan di Dusun Serewe Desa Serewe Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Penghasilan dari rumput laut jauh lebih bagus dibandingkan tangkapan ikan. Para nelayan di Serewe sudah lama berganti profesi dari nelayan menjadi petani rumput laut.
‘’Kalau soal hasil, rumput laut ini menjanjikan,’’ kata ketua kelompok petani rumput laut Ujung Baru Ihsan.
Dalam sekali panen, Ihsan bisa menghasilan 1,5 ton kering. 1 kg dijual dengan harga Rp 6.000, jadi untuk satu petak bisa menghasilkan Rp 9 juta. Pendapatkan ini jauh melampaui penghasilan Ihsan sebagai pegawai honorer di Puskesmas.
‘’Itu alasan saya kembali ke Serewe, bisa kembali tanam rumput laut,’’ kata pria yang pernah tinggal di Narmada Lombok Barat ini.
Awalnya Ihsan memulai usaha rumput laut secara mandiri. Belakang ketika program pemerintah Provinsi NTB, PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) Ihsan kecipratan. Melalui kelompok Ujung Baru, pemerintah memberikan bantuan fasilitas untuk budidaya rumput laut. Petani yang tidak memiliki lahan diberikan bahan untuk pembuatan petak dan long line.
‘’Saya bersyukur ada program rumput laut dari pemerintah. Sebelumnya kami belum memiliki petak, sekarang sudah memiliki. Hasilnya cukup bagus. Penghasilan saya dari rumput laut lebih banyak dibandingkan honor. Program seperti ini harus dilanjutkan,’’ kata Ihsan.
Kepala Dusun (Kadus) Serewe yang juga seorang petani rumput laut Puji Rahmatullah juga merasakan manfaat rumput laut. Ketika musim tanam dan panen, tidak ada orang menganggur. Hasil rumput laut juga mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
‘’Program PIJAR, terutama rumput laut ini sangat bagus. Hasilnya cukup besar, sekali panen saya bisa memperbaiki tembok rumah, panen berikutnya bisa perbaiki atap rumah. Kedepannya program ini harus ditingkatkan, program TGB ini bagus. Beberapa kekurangan yang ada dalam hal sosialisasi perlu ditingkatkan,’’ katanya.
Menurut Puji, program PIJAR yang dicangkangkan Pemprov NTB memberikan harapan bagi petani rumput laut. Kedepan, program PIJAR ini bisa ditingkatkan, bukan hanya pada budidaya, tapi pengembangkan produk olahan rumput laut. Puji sendiri pernah membut usaha es jus rumput laut di Mataram, hasilnya cukup memuaskan.
‘’Program rumput laut ini bisa juga disandingkan dengan program wirausaha baru,’’ sarannya. (tim)