Nyaer atau pembacaan syair sejarah Nabi Besar Muhammad
SAW, tidak hanya didominasi oleh kalangan tua. Di Abiantubuh, ada generasi
penerus pembacaan Syair tersebut. Ia adalah Ahmad Raja’I. Pemuda ini memang
menyukai seni. Selain gemar membaca syair ia juga gemar menyanyi. Saat kampong media
menemuinya, pemuda yang memiliki tubuh kurus tinggi ini tengah asyik membacakan
syair. Sejenak ia menghentikan
aktifitasnya sambil mempersilahkan duduk. Ia menunjukkan sebuah kitab
bertuliskan arab. Setelah dilihat bahasanya ternyata berbahasa melayu.
“ Sangat jarang yang mau belajar membaca syair ini,
padahal ini tradisi yang harus diteruskan “ katanya. Lelaki muda ini ada
kelompok pembaca syair agar seni baca sastra tersebut tetap bertahan di tengah
munculnya berbagai macam seni modern saat ini.
“ saya inginnya ada teman-teman muda yang mau ikut
belajar membaca syair ini, agar kalau acara Istaq Mi’raj tiba, kita tidak usah
mengundang orang jauh-jauh sampai ke Lombok Timur hanya untuk membaca syair”
kata Ahmad Raja’I, yang biasa dipanggil Raja tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar