Rabu, 29 Februari 2012

Tradisi Mengkele dan bebek politik



Entah kapan budaya mengkele atau bekele itu di mulai. Bekele atau mengkele ini sejenis santap malam bersama yang dilakukan setelah larut malam. acara mengkele ini biasanya di awali dengan mencari bahan-bahan atau lauk yang akan disantap bersama. mencari ikan disebut mobok . Kegiatan ini biasanya dilakukan para lelaki. mulai dari mencari ikan di sawah atau di sungai, memasak nasi sampai mempersiapkan bumbu dan sajian lainnya. Mengkele  sering dijadikan alat politik oleh mereka yang memiliki syahwat politik. mulai dari pemilihan ketua RT, Kadus, Kades, Bupati, Walikota, Gubernur, bahkan presiden sekalipun, tradisi mengkele menjadi saran efektif mendulang suara. mereka yang akan mengkele biasanya terlibat money politik kalau yang disumbang tim sukses berbentuk uang. ada pula para tim sukses yang menyumbang ayam atau bebebk, mungkin bisa kita sebut ayam politik atau bebek politik.
Hidangan mengkele biasanya sederhana. terdiri dari nasi yang di gelar diatas daun pisang dan diberi lauk secukupnya.. hmmm

ANAK BELAJAR DR APA YG MEREKA ALAMI









Jika anak dibesarkan dengan celaan
Ia belajar untuk memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan
Ia belajar untuk berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan
Ia belajar menjadi rendah diri
Jika anak dibesarkan dalam penghinaan
Ia belajar untuk selalu menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi
Ia belajar untuk menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan penuh dukungan
Ia belajar untuk percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian
Ia belajar untuk menghargai
Jika anak dibesarkan dengan perlakuan baik
Ia belajar menjadi adil
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman
Ia belajar untuk mempunyai keyakinan
Jika anak dibesarkan penuh pengakuan
Ia belajar untuk menyukai dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran
Ia belajar kebenaran
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan dan persahabatan
Ia belajar untuk menentukan rasa kasih sayang di dunia
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang
Ia belajar menemukan cinta dalam hidupnya

@terjemahan dari : Dorothy Law Nolte, 1982




Revitalisasi Cakranegara, Harus !

Muhammad Shafwan*
Akhir-akhir ini, beberapa koran mewartakan rencana pemerintah kota Mataram untuk merevitalisasi kota Cakranegara. Agaknya kota yang menyimpan sejarah ini telah mulai dirasa tak senyaman dulu, hingga butuh direvitalisasi. Dua puluh atau tiga puluh tahun yang lalu, di mana jumlah penduduk masih sedikit, volume kendaran tak sebanyak saat ini, serta prilaku masyarakat masih “bersahabat” dengan lingkungannya, mungkin tidak terfikir oleh kita bahwa Cakranegara harus ditata ulang.
  Sebagai pusat kerajaan, kondisi Cakranegara di masa lampau tentu sangatlah representatif bagi kebutuhan di masa itu. Sebuah wilayah nyaman yang menjadi pilihan kerajaan sebagai pusat pemerintahan, dikembangkan dengan tata ruang yang berkeseimbangan. Sampai saat ini, artefak kerajaan yang berkuasa cukup lama itu masih bisa disaksikan. Taman Mayura misalnya, sebagai taman cantik sisa peradaban lampau, kini terasa penting artinya. Taman Mayura sangat dibutuhkan oleh masyarakat kota yang kehilangan space untuk rehat dari kepenatan. Cobalah anda menengok Kota Cakranegara dari Google Map atau Google Earth di dunia maya, maka anda akan menyasikan betapa kota kecil itu terihat rapi dan mencitrakan keteraturan yang penuh perhitungan. Bertahun-tahun Cakranegara menjadi kota yang nyaman dan seimbang. Sampai awal tahun 2000-an, hampir pasti tak pernah kita mendengar, berita kebanjiran dari sudut-sudut kota tua ini. Dan lihatlah saat ini, kota Cakranegara kian terasa sempit dan sumpek. Kota yang memiliki daya tarik investasi menggiurkan ini telah memembentuk wajahnya menjadi kota modern, namun tanpa perencanaan yang matang.   Sistem drainase kian dangkal dan tertimbun tanah dan sampah. Tanah resapan terus berkurang, bahkan habis ditutupi  paving blok, pohon-pohon sebagai pelindung dan penyejuk hawa kota yang panas, pelahan dihabisi dan mulai hilang dari jalan utama.  Keberadaan berbagai bentuk reklame, yang tidak mengindahkan unsur keindahan dalam pemasangannya, mengesankan kota ini sebagai tempat pembuangan sampah.  Jejeran pedagang kaki lima bahkan ”polisi kaki lima” yang dibiarkan, menjadi semacam legitimasi bahwa menggunakan badan jalan adalah sah untuk kebutuhan selain pejalan kaki dan kendaraan umum. Belum lagi kegemaran warga yang setiap saat mengambil hak pejalan kaki dan kendaraan dengan menutup jalan sambil memasang rambu beruliskan ” maaf jalan anda kami pakai” yang kadang-kadang sulit dimaafkan. Saat ini, revitalisasi Kota Cakranegara memang terasa kian dibutuhkan. Harus ada regulasi baru soal bagaimana manusia Cakranegara  mengatur tata ruangnya. Yang berduit jangan seenaknya membangun gedung bertingkat, membangun sarang burung walet, membangun usaha peternakan, tanpa mempertimbangkan rasa sosial terhadap sekelilingnya. Ujungnya muncul protes dan menjadi beban pemerintah.
Sebuah kota yang nyaman, dengan areal parkir yang luas adalah impian. Tapi coba lihat  ruas jalan di sisi utara dan barat pasar Cakranegara, di depan toko Pasifik, Jembatan Baru, Pancarona, sampai di depan BCA, di situ kendaraan diparkir di badan jalan. Kondisi ini tentu tidak nyaman.   Untuk mempercantik dan memperluas kawasan, pemerintah memang harus mengatur sejak dini. Masyarakat pemilik toko harus mulai berfikir bagaimana tempat usahanya tidak mengganggu kenyamanan warga kota. Hal lain yang harus direvitalisasi adalah pasar tradisional.Pasar tradisional harus dibangun dengan menyediakan fasilitas pendukung yang memadai. Areal parkir adalah hal utama selain toilet dan sistem drainase yang baik. Lihatlah pasar Cakranegara, sebuah pasar tanpa areal parkir. Areal yang dulunya tersedia untuk parkiran, kini dijual kepada pedagang untuk dipergunakan sebagai tempat berjualan. Tengok juga pasar Sindu, siapapun yang memimpin, pasar itu tetap akan dan terus menjadi pasar yang jorok dan menyumbang kemacetan. Cobalah berjalan ke pasar Mandalika di musim penghujan, anda seperti memasuki persawahan yang sedang dibajak petani. Becek, bau, kumuh dan tak layak dijadikan tempat berjualan. Sampah-sampah ditumpuk di sembarang tempat oleh para pedagang.
Revitalisasi Cakranegara nantinya harus memperhatikan juga sisi dalam perkotaan, dimana masyarakat tinggal. Beberapa tempat menjadi tidak nyaman akibat keberadaan industri yang menyumbang polusi suara, usaha peternakan warga yang menebar aroma tak sedap serta pemandangan yang jorok dan merusak keindahan. Pabrik tembakau, kandang babi, ternak ayam, sarang burung walet, dan beragam industri yang menggunakan mesin bersuara kencang adalah beberapa usaha yang harus diatur dan direvitalisasi.    
Taman Mayura sebagai peninggalan sejarah berharga, juga penting untuk direvitaisasi. Keberadaan taman yang dulunya bernama taman kelepug ini, memiliki potensi besar memperindah wajah Cakranegara. Revitalisasi Mayura bisa diarahkan agar keindahan taman itu bisa dinikmati dari luar taman. Tembok yang mengelilinginya harus dipugar dan diganti dengan pagar yang lebih menarik. Areal parkir mesti disediakan, terutama bagi mobil-mobil besar agar yang membawa wisatawan agar tak mengganggu pengendara. Wallahualam.

Kebersihan Masih Seperempat dari pada Keimanan

Oleh : Muhammad Shafwan*

Coba cermati data berikut ini. Menurut Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia,  41.23% penduduk NTB menggunakan jamban sendiri, 12.26% menggunakan jamban bersama, 2.20% menggunakan jamban umum, dan sisanya 44.30% tidak memiliki jamban. Artinya, hampir setengah keluarga NTB buang hajat sembarangan, karena belum memiliki tempat buang hajat yang memadai. Alternatif buang hajat mereka bisa saja di kebun, di pinggir pantai, atau di kali. Kondisi ini membuat kita sulit membayangkan terbangunya budaya hidup sehat, terutama bagi rakyat kecil, sementara kebutuhan paling mendasar itu belum terpenuhi. Padahal kebutuhan buang hajat, sama pentingnya dengan kebuthan makan dan minum. Mungkin makan dan minum bisa dilakukan di mana saja. Asal tidak merasa jijik dan jorok, di tempat kotor sekalipun kita bisa makan dengan lahap. Tapi untuk “urusan privat” itu  tentu  kita harus pilih-pilih tempat, tidak bisa kebutuhan dasar tersebut dilakukan di tempat terbuka. Namun itulah kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kita.   Ratusan ribu penduduk kita, belum memiliki dan menggunakan fasilitas sanitasi yang layak.  Akibat paling nyata dari kondisi tersebut, kini Diare (Diarrhea) menjadi penyakit di urutan ke tiga, dari sepuluh penyakit menonjol pada Puskesmas NTB, dengan 117 ribu kasus di tahun 2008 dan 84 ribuan kasus di tahun 2009. Belum termasuk penyakit lain, yang disebabkan oleh kebiasaan buang air sembarangan masyarakat kita.
Kondisi dan prilaku jorok, tidak hanya terjadi pada masyarakat ekonomi lemah dan tingkat pendidikan rendah. Masyarakat terdidik pun ternyata memiliki kesadaran yang rendah. Menyikapi masih sangat rendahnya kesadaran tersebut, seorang kepala dinas pendidikan dan kebudayaan NTB di zaman orde baru sempat membuat semacam aturan untuk para stafnya. Aturan tersebut mewajibkan setiap yang masuk WC menyiram bekas kencingnya lima kali siraman. Saya punya dua pengalaman buruk berurusan dengan sistim sanitasi, di gedung-gedung milik pemerintah. Pengalam pertama terjadi di gedung kampus FKIP UNRAM. Suatu hari saya terjebak di salah satu toilet kampus itu. Pintunya tiba-tiba terkunci dengan sendirinya. Karena hari sudah agak sore, rupanya orang-orang yang beraktifitas di kampus tersebut sudah pulang. Akhirnya dengan segala daya dan upaya, saya pun berusaha memanjat dinding toilet, yang secara kebetulan hanya dipisah oleh sekat kira-kira setinggi dua setengah meter. Alhamdulillah, saya bisa melompati dinding itu dengan selamat, meski terengah-engah. Bayangkan jika kejadian itu menimpa mahasiswi, atau mahasiswa yang bertubuh agak pendek, maka dia harus menunggu sampai besok pagi agar bisa keluar dari dalam toilet. Resikonya tentu harus tidur di toilet kampus. Pengalaman buruk berikutnya saya alami di kampus IAIN ( Institut Agama Islam Negeri ) Mataram. Suatu hari perut saya mules. Tanpa banyak berfikir, saya langsung menuju toilet kampus. Beruntung kampus besar tersebut menyediakan banyak toilet. Saat hajat telah tuntas, saya tengok kanan kiri, ternyata tidak ada gayung. Tidak mungkin bagi saya untuk keluar mencari. Di tengah kebingungan, akhirnya saya terfikir memanfaatkan map plastik yang tersimpan di dalam tas ransel. Dengan map tersebutlah kemudian saya membersihkan toilet tersebut. Mungkin cerita ini sedikit jorok, tapi saya ingin menceritakan bagaimana sebuah lembaga pendidikan terbesar saja menyediakan dan memelihara fasilitas sanitasinya. Masih banyak lagi cerita “seram” yang di kantor-kantor pemerintah lainya. Ada yang toiletnya terpaksa di tutup karena kelewat “mengerikan”, ada yang toilet nya tergenang air kotoran, ada yang baunya menyebar kemana-mana jika di buka, dan yang paling jorok bagi saya adalah toilet yang di toiletnya mengambang pembalut wanita. Sekolah-sekolah kita juga tidak menyedikan fasilitas toilet yang cukup jika  dibanding jumlah siswanya, terutama sekolah suasta. Terakhir kita mendengar bagai mana joroknya fasilitas toilet Bandara International Lombok. Seorang teman berseloroh, kalau mau cari tolilet di tempat umum itu gampang, tinggal cari dari mana bau pesing berasal, maka disitulah fasilitasnya berada.  Kecuali toilet “pascabayar” di tempat umum yang buang hajatnya di tunggui sampai kita selesai, kondisinya lebih bersih karena dikelola sang penjaga.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat kita tidak menggunakan jamban. Pertamakarena faktor finansial, masyarakat jenis ini kesulitan membuat jamban karena tidak ada dana untuk membangunnya. Jangankan untuk membuat jamban, makan sehari-hari saja tidak cukup. Keduakarena faktor lokasi. Masyarakat yang tinggal di pemukiman padat penduduk, bukan tak punya uang untuk membangun jamban, namun mereka tidak punya tempat membangun saran tersebut. Ketigakarena faktor tradisi, masyarakat jenis ini menganggap jamban sebagai budaya baru bagi mereka. Secara turun temurun mereka selalu menggunakanpantai, kebun, atau aliran sungai untuk buang hajat.Sulit bagi kelompok masyarakat ini untuk mengubah prilakunya. Dibuatka jamban pun mereka tidak gunakan.  Keempat faktor prioritas. Beberapa masyarakat kita masih menanggap jamban, bukanlah skala prioritas bagi kehidupannya. Mereka bisa mebangun rumah besar dan bagus tapi tidak membangun jambannya.
Langkah yang bisa ditempuh tentu harus mengacu pada faktor penyebab, serta menumbuhkan kembali kearifan lokal. Kegotong-royongan yang pernah tumbuh di masa lampau sangat besar energinya. Kearifan dan kebersamaan seperti itu bisa menjadi potensi perubahan, tidak hanya terpaku pada harapan bantuan dari pemerintah. Langkah selanjutnya adalah mendorong peran ORMAS  dan LSM agar ikut terlibat dalam fokus ini. Ada pengalaman menarik yang bisa diambil dari ormas Nahdlatul Wathan, dimana pada masa hidupnya Al-Maghfurlahu Syeikh Zainuddin organisasi ini turut berperan melakukan jambanisasi bagi warga yang belum punya jamban, dan semenisasi bagi rumah warga yang masih menggunakan tanah. Hal –hal seperti ini harus dihidupkan kembali. Langkah selanjutnya adalah mendorong pemerintah untuk kembali fokus pada kebutuhan dasar ini. Zaman orde baru program ini sering kita dengar, kini program itu mesti dilanjutkan. Tidak semua yang lahir dari zaman orde baru buruk.  Jika selama ini tenaga Sanitarian jumlah rekrutnya sangat sedikit, maka kedepan saat rekrutmen pegawai baru, tenaga kesehatan lingkungan ini harus ditingkatkan jumlahnya. Tenaga sanitarian banyak berperan dalam mengubah prilaku masyarakat. Untuk ukuran kantor-kantor yang merupakan tempat publik dilayani seperti Pemprov, Pemkab, sekolah, atau universitas, Setda Kota Mataram bisa dicontoh, bagaimana kantor-kantor dilingkungan sekretariat daerah memelihara toiletnya.  Tenaga cleaning servis dibayar untuk terus melakukan kontrol agar toilet selalu tetapkinclong dan nyaman dipergunakan. Ayo hidup bersih muai dari diri dan keluarga, lalu tularkan kebiasan itu disekeliling kita.  

Selasa, 14 Februari 2012

agar ingatan menjadi kuat

Memasuki musim ujian, setiap siswa harus benar-benar siap secara fisik dan mental, agar tidak gagal dalam menempuh perjuangan berat tersebut. hal penting yang harus dilakukan adalah bagaimana agar daya ingat kita kuat menghadapi teks ujian. tentu mengingat pelajaran yang telah diberikan oleh Bapak dan Ibu guru. berikut adalah tips bagaiman agar daya ingat kita menjadi kuat

Seperti dikutip dari Health, 7 langkah yang dapat dilakukan untuk melindungi daya ingat adalah sebagai berikut:

1. Makan roti bakar untuk sarapan
Roti bakar merupakan alternatif konsumsi karbohidrat yang baik untuk daya ingat. Sebuah studi dari Tufts Universitymenemukan bahwa, orang-orang yang menghilangkan karbohidrat dari diet mereka memiliki daya ingat yang lebih buruk.


“Sel-sel otak membutuhkan karbohidrat, yang akan diubah menjadi glukosa,” kata Robin Kanarek, PhD, profesor psikologi diTufts University.


Pilihlah biji-bijian dan karbohidrat kompleks lainnya, karena akan dicerna lebih lambat. Pencernaan yang lambat akan memberikan pasokan glukosa dengan lebih baik dan efisien.

2. Latihan fisik sebelum bekerja
“Olahraga meningkatkan aliran darah, sehingga sangat membutuhkan oksigen dan glukosa sebagai bahan bakar,” kata Sandra Aamodt, PhD.


Sebuah penelitian dalam jurnal Neurobiology of Learning and Memory menunjukkan bahwa seseorang dapat mempelajari kosa kata 20 persen lebih cepat jika mencoba untuk menghafal setelah melakukan latihan fisik yang rutin.

3. Mengubah font pada memo dan catatan sehari-hari
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cognition, menggunakan font yang berbeda dapat bermafaat untuk meningkatkan retensi atau kebuntuan ingatan jangka panjang. Berfokus pada font baru dapat membuat otak dan pusat pengolahan bekerja sedikit lebih keras, serta meningkatkan daya ingat.

4. Browsing selama jam makan siang
Menurut sebuah penelitian baru dari University of California, Los Angeles, menghabiskan satu jam sehari untuk online, seperti browsing sesuatu yang yang menarik atau yang hal yang berhubungan dengan hobi dapat merangsang bagian dari lobus frontal yang mengontrol memori jangka pendek.


“Sirkuit neural yang terlibat dalam pengambilan keputusan, visual spasial, dan kemampuan verbal menjadi sangat aktif ketika melakukan browsing di internet. Namun jangan hanya melakukan browsing yang tidak melibatkan proses berpikir,” jelas Gary Small, MD.

5. Mengingat tempat parkir kendaraan
Banyak orang yang sering melupakan tempat parkir kendaraannya. Perhatikan di mana kendaraan diparkir, kemudian gerakkan bola mata dari sisi ke sisi setiap setengah detik selama 30 detik sambil berdiri di tempat.
“Berlatih gerakan mata sederhana dapat meningkatkan memori jangka panjang Anda hingga 10 persen,” kata peneliti diManchester Metropolitan University di Inggris.

6. Minum sedikit alkohol saat makan malam
Peminum alkohol berat memang dapat menyebabkan kehilangan daya ingat. Namun sebuah studi baru menemukan bahwa, minum alkohol dalam jumlah sedikit sebenarnya dapat menurunkan risiko penurunan daya ingat.


Dalam analisis yang diterbitkan dalam Journal of Alzheimer’s Disease, peserta penelitian yang mengonsumsi sedikit minuman beralkohol per minggu memiliki risiko terendah mengalami gangguan kognitif. Hal tersebut dibandingkan dengan peserta penelitian yang tidak minum sama sekali dan yang terlalu banyak minum alkohol.

7. Flossing sebelum tidur
Membersihkan gigi dengan benang gigi (dental floss) tidak hanya baik untuk gigi, namun juga baik untuk otak. Bila tidak membersihkan gigi dengan dental floss dapat menyebabkan gusi menjadi meradang sehingga memudahkan bakteri buruk untuk memasuki aliran darah.


“Setelah masuk aliran darah, bakteri dapat menyebabkan peradangan di seluruh tubuh, termasuk otak, yang dapat menyebabkan disfungsi kognitif. Membersihkan gigi dengandental floss (flossing) 2 kali sehari ideal untuk menjaga kebersihkan gigi dan mulut,” kata Jonathan B. Levine, DMD, seorang profesor dari New York University.

7 Cara AGAR Daya Ingat Tetap BAIK

MTs. NW Karang Bata Try Out


 Sudah sejak Senin 13 February, Siswa MTs. NW Karang Bata disibukkan dengan Ujian Try Out. Ujian tersebut dilaksanakn dalam rangka persiapan memasuki Ujian Nasional Bulan April nanti. Seluruh komponen madrasah bekerja keras mendorong tingkat kelulusan agar bisa 100% pada ujian yang akan datang. Salah seorang guru, Imam Mahdi Munthazam S.Pd. yang tinggal di Kediri Lombok barat pun, turut bahu membahu dalam proses tersebut. meski ia datang dari jauh, pak ustadz, yang di panggil pak Imam tersebut, rela datang 2 kali ke Madrasah demi memantau siswa yang harus mengikuti les pelajaran yang di Uji nasionalkan. Beberapa mata pelajaran yang di ujikan tersebut menjadi prioritas bagi semua guru.

Kamis, 02 Februari 2012

Cuaca Buruk di Kota Mataram

pagi hari Kamis 2 Februari 2012, saat jalanan sedang diramaikan  lalu lalang kendaraan yang membawa orang-orang berangkat kerja, terjadi antrean sepanjang hampir 1 Km. Kemacetan kendaraan itu terjadi di jalan Prabu Rangkasari Abiantubuh Baru. Kemacetan bersumber dari kendaraan yang harus menurunkan kecepatannya di depan pangkas rambut Harmonis. Di tempat tersebut terdapat sebuah mobil yang tertimpa pohon asam. Pohon asam tersebut rubuh dan menimpanya. tampak Team Tagana dan Basarnas, bahu membahu memotong beberpa pohon yang jatuh ke jalan. dengan dibantu warga,   dalam waktu yang tidak terlalu lama pohon asam yang menimpa mobil tersebut bisa di evakuasi ke tempat lain yang tidak mengganggu.
Kejadian tersebut menjadi tontonan warga.