Selasa, 05 Juni 2012

Makna Sesenggak Sasak " Adu balung adu pikiran "


Adu balung adu pikiran  (andalkan tenaga sekaligus pikiran)
Untuk mencapai suskses orang harus bekerja keras tidak hanya mengandalkan tenaga tapi perlu juga punya pemikiran.
 
Sesenggak ini mengajarkan manusia, untuk secara terpadu menggunakan tenaga dan fikirannya dalam bekerja. Dengan begitulah kesuksesan bisa diraih. Kadangkala kita menyaksikan banyak orang bekerja, hanya mengandalkan otot atau balung saja. Kadang pula, orang hanya menggunakan akal dan hanya berfikir saja untuk meraih sukses, namun secara fisik ia hanya berandai-andai. Nanti akan mengerjakan ini, besok akan mengerjakan itu, setelah begini akan mengerjakan yang ini. Fikiran-fikiran itu hanya ia simpan tanpa pernah merealisasikannya dalam bentuk kerja fisik. Hasilnya ia hanya menjadi penghayal saja.
Sesenggak “Adu balung adu pikiran “  juga merupakan cara cepat untuk meraih sukses. Karena dengan mengandalkan fisik dan fikiran secara maksimal tentu pekerjaan yang kita lakukan akan menjadi lebih efektif dan efesien. Dengan akal yang cerdas, kita bisa mencari cara agar pekerjaan yang kita lakukan bisa menjadi lebih mudah, lebih cepat, lebih ringan, menggunakan dana lebih sedikit, menggunakan bahan baku lebih sedikit serta hal-hal lain yang membuat kinerja menjadi lebih efesien. Balung ( tenaga ) yang kuat dan fikiran ( akal ) yang sehat dan cerdas  adalah dua hal yang harus berjalan seiring sejalan.
Sebut saja namanya Ilham, seorang pegawai negeri di sebuah kementrian. Jika dilihat dar isisi pendidikan, cukup lumayan. Gelar yang disandangnya adalah sarjana pendidikan agama yang diraihnya dari bangku kuliah disebuah universitas suasta yang cukup dikenal. Di kantornya, dia tidak pernah mendapat posisi atau pekrjaan yang membutuhkan otak. Sehari-hari ia bertugas mengantar surat, mengetik konsep, atau hal-hal lain yang cukup dikerjakan dengan mengandalkan fisik. Padahal jika dilihat dari status pendidikan dimilikinya, bisa saja ia bekerja dibagian perncanaan, atau penelitian. Namun di tempat ia bekerja, ia tidak dikenal cerdas. Ia lebih banyak dikenal sebagai pekerja fisik. Pekerjaan yang ia lakoni, cukup dikerjakan oleh mereka yang hanya tamat SMP. Ungkapan sesenggak ini, layak untuk difikirkan oleh Ilham, agar ia lebih memaksimalkan otaknya. Agar “kelas” yang ia miliki di kantornya bisa naik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar