Lonjakan harga kedelai saat ini, membuat para pengusaha tahu dan tempe kalang kabut. Di Pulau Jawa dan Jakarta, para pengusaha protes serta melakukan demo menuntut pemerintah agar menurunkan harga kedelai yang kian melambung. Meski begitu, para pengusaha tahu tempe tak mau berkeluh kesah, mereka tetap menjalankan aktifitasnya membuat tahu dan tempe. Harga kedelai yang terus melonjak membuat mpara pengusaha tahu melakukan berbagai inovasi agar bisa tetap bertahan. Ahmad misalnya, baginya menggeluti usaha tahu adalah pilihan yang harus dikelola dengan serius. Pengusaha yang tadinya bekerja sebagai buruh diberbagai tempat ini, menyiasati dengan pergi menjual langsung hasil produksinya. Dengan begitu ia bisa menekan biaya yang mestinya dibagi bersama penjual.
“ Saya tidak ada pilihan lain pak, usaha ini harus saya lanjutkan, jika tidak maka kami akan menganggur. Meskipun keuntungan sedikit tidak apa, yang penting usaha ini jalan. Dulu harga kedelai bisa 4 ribu atau 5 ribu perkilonya, sekarang harganya 7 sampai 8 ribu pak” kata pak Amat saat ditemui kampung media.
Bulan puasa ini, kebutuhan tahu tempe dibeberapa tempat memang stabil. Masyarakat masih banyak mencari tahu tempe karena dianggap makanan bergizi dan murah meriah. Sudirman salah seorang ahli pembuat tahu mengtakan bahwa pemerintah harus segera memberikan solusi agar pengusaha tahu tempe tidak menutup usahanya.
“ pengusaha tahu tempe di wilayah Abiantubuh banyak yang menyiasati dengan cara memperkecil ukuran produksinya” kata Sudirman saat kami temui disebuah gudang produksi di Abiantubuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar