Pagi-pagi sejak matahari belum terbit, orang-orang kampung sudah "kejar-kejaran" dengan ayam yang akan dipotong. Ayam yang dipiara memang tak banyak yang memiliki kandang. Lebih banyak masyarakat membiarkan ayam piaraanya berkeliaran mencari makan sendiri di perkampungan. Saat akan dipotong atau dijual biasanya mereka menangkap ayam tersebut dengan cara mengejarnya beramai-ramai. Cara lainnya adalah menangkap ayam menggunakan perangkap yang dalam bahasa lokalnya di sebut "set" .
Ayam yang ditangkap pagi ini, akan segera dipotong, dibakar, lalu di masak dengan ragi atau bumbu resep tradisional. Ayam-ayam yang dipotong kadang diolah menjadi pelecingan, rawon, atau hanya di goreng lalu disiapkan bumbu sambal yang disantap dengan cara dicocol disambal. Nantinya masakan tersebut akan disajikan pada acara "roah bersihan" di langgar, mushalla atau masjid. "Roah Bersihan" merupakan tradisi sebagian masyarakat Sasak Lombok. Di Abiantubuh Kota Mataram, tradisi ini diwarisi secara turun-temurun. Roah Bersihan, yang diadakan setiap awal puasa ini, bisa jadi ada di tempat lain namun dengan nama dan cara yang berbeda. Tradisi ini dilaksnakan sore hari menjelang Maghrib. Dimulai dengan Zikir dan doa bersama, lalu acara diakhiri dengan menikmati santapa yang dipersiapkan ibu-ibu.
" Roah Bersihan menjadi tradisi positif yang harus dijaga dan dilestarikan, karena dengan adanya roah ini, kita bisa bersialturrahmi dengan semua warga, kata Tuaq Muhsin kepada Kampung Media
Ayam yang ditangkap pagi ini, akan segera dipotong, dibakar, lalu di masak dengan ragi atau bumbu resep tradisional. Ayam-ayam yang dipotong kadang diolah menjadi pelecingan, rawon, atau hanya di goreng lalu disiapkan bumbu sambal yang disantap dengan cara dicocol disambal. Nantinya masakan tersebut akan disajikan pada acara "roah bersihan" di langgar, mushalla atau masjid. "Roah Bersihan" merupakan tradisi sebagian masyarakat Sasak Lombok. Di Abiantubuh Kota Mataram, tradisi ini diwarisi secara turun-temurun. Roah Bersihan, yang diadakan setiap awal puasa ini, bisa jadi ada di tempat lain namun dengan nama dan cara yang berbeda. Tradisi ini dilaksnakan sore hari menjelang Maghrib. Dimulai dengan Zikir dan doa bersama, lalu acara diakhiri dengan menikmati santapa yang dipersiapkan ibu-ibu.
" Roah Bersihan menjadi tradisi positif yang harus dijaga dan dilestarikan, karena dengan adanya roah ini, kita bisa bersialturrahmi dengan semua warga, kata Tuaq Muhsin kepada Kampung Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar