Senin, 21 Mei 2012

Tafsir Sesenggak "Abot bedemak laguq mele bagian"


(malas ikut bekerja tapi ingin mendapatkan bagian)
orang yang malas tapi ingin hidup serba enak.

Sesenggak ini menyindir mereka yang malas bekerja, tapi ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Tidak mau bekerja keras tapi ingin meraih sukses. Tidak mau susah dan berjuang tapi ingin menikmati hasil yang serba cukup. Sikap ini tentunya hanya akan mendorong manusia untuk bersikap culas, suka menipu dan merugikan orang lain, demi mendapatkan keuntungan secara cepat tanpa menguras energi, modal dan fikiran.
Tidak ada keberuntungan yang bisa didapat hanya dengan duduk-duduk sambil termenung dan berkhayal. Sikap “Abot bedemak laguq mele bagian”  pada akhirnya melahirkan manusia yang berfikir instant dalam meraih kelimpahan kekayaan. Muncullah para penggemar lotre, judi buntut, judi togel yang hari-harinya disibukkan dengan merumus kode dan angka-angka. Mereka gemar bertanya sana-sini tentang arti mimpi, dan hubunganya dengan angka-angka yang bisa dibeli. Bertanya angka-angka keberuntunagn kepada orang gila, kepada orang sinting, atau kepada dukun-dukun. Sikap ini juga banyak melahirkan mereka yang pergi bertapa mencari pesugihan  atau mencari sukses dengan memelihara tuyul.
Sikap “Abot bedemak laguq mele bagian” adalah sikap manusia dengan etos kerja yang rendah, malas jauh dari kesuksesan. Sikap manusia yang lemah dari sisi kemauan untuk bekerja keras. Di zaman yang penuh dengan persaingan, mental seperti ini tidak memiliki tempat. Pada akhirnya mereka akan menjadi  pecundang dan hanya bisa iri dan sakit hati dengan keberhasilan yang dimiliki orang lain. Oleh sebab itu, sikap malas, abot, ipuh , atau sifat lain yang sejenis dengannya harus dihilangkan. Mengajar untuk tidak malas dan hanya mau mendapat bagian harus dimulai sejak dini. Dalam dunia pendidikan, anak harus diajar untuk tidak suka mencontek, hanya untuk mendapat nilai bagus. Anak harus diajarkan untuk bekerja sendiri dan menerima kegagalannya. Jangan karena ingin menjadi sekolah yang “sukses” lalu kita melupakan nilai-nilai kearifan dan keadilan. Mencontek mengajarkan anak menjadi lemah dan tidak suka tantangan. Mencontek hanya akan menhancurkan mental anak, menjadi manja. Mendapatkan hasil tanpa harus bekerja keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar