Rabu, 16 Mei 2012

Keajaiban Sedekah



            Pada sebuah sore yang mendung, dua orang teman dari Praya Lombok Tengah datang bertamu ke Abiantubuh, di markas Kampung Media. Dua orang tamu tersebut adalah tokoh muda penting yang banyak berkiprah dalam mendampingi ummat. Yang satunya adalah dosen di Universitas Nahdlatul Wathan, dan satunya lagi Tuan Guru, pemimpin pondok pesantren. Keduanya memiliki postur tubuh ideal, atau bisa dibilang atletis, karena disela-sela aktifitasnya mereka berdua adalah “penggila” olah raga Futsal. Sebagai sahabat, mereka memang sering bertamu seperti juga saya yang sering datang ke Pondok Pesantren yang diasuh oleh sang Tuan guru. Pertemuan-pertemuan dengan mereka selalu menjadi hangat, karena cerita yang dibawa atau saya ceritakan adalah hal-hal baru. Hari itu sang dosen keluar meninggalkan sang Tuan guru di Markas Kampung Media Abiantubuh untuk member kuliah di kampusnya. Akhirnya kami hanya berbagi cerita dengan Tuan guru. Oh ya, Tuan guru itu bernama Tuan Guru Haji  Fakhruddin Lc. Dan Pondok yang diasuhnya bernama Pondok Pesantren Subulussalam – Gerunung Lombok Tengah. Yayasannya bernama Yayasan Pendidikan Islam Subulussalam, disingkat YAPISBA. Kedatangan TGH. Fakhruddin kali ini, membawa sebuah cerita tentang betapa keajaiban sedekah itu adalah hal yang nyata.
“ Hari hampir magrib magrib, saat tiba-tiba sebuah motor berhenti dan memutar arah, memasuki pondok pesantren. Waktu itu saya sedang duduk-duduk di beruga’ sambil memandangi anak-anak santri yang sedang beraktifitas”  Kata TGH Fakhruddin mengawali ceritanya.
“ Sampai di halaman ponpes, tamu asing tersebut mematikan motor lalu mengucap salam, dan saya mempersilahkan agar ia duduk. Dari pengakuannya, tamu tersebut adalah seorang muallaf sebut saja namanya Komang, yang sedang mengalami masa ekonomi” TG Fakhruddin melanjutkan cerita.  
Menurut TGH. Fakruddin, Pak Komang menceritakan perjalanan dirinya menjadi muallaf. Dari seorang yang berpangkat dan kaya, ia tinggalkan semua yang dimilikinya. Hijrah ke Lombok mencari sisi hidup lain dari sebelumnya. Banyak hal pahit yang beliau temui saat mempertahankan keinginannya untuk pindah agama. Di ujung cerita, ia mohon untuk dibantu.  Akhirnya Tuan Guru Fakhruddin memutuskan untuk membantu, dengan mengajak muallaf tersebut ke ATM. Uang Rp. 1.500.000. berpindah tangan, sang muallaf tersenyum kesulitannya teratasi. Dan mereka pun berpisah. Tidak lama berselang berselang setelah kejadian itu, datanglah kejadian ajaib. Seseorang member I uang yang jumlahnya dua kali lipat dari jumlah uang yang dihibahkan kepada sang muallaf. Tiga juta rupiah jumlahnya.
            “Saya merinding, betapa sedekah itu memang ajaib “ Kata Tuan Guru menutup ceritanya. Kisah ini insfiratif bagi saya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar