
“ Hari hampir magrib magrib, saat
tiba-tiba sebuah motor berhenti dan memutar arah, memasuki pondok pesantren. Waktu
itu saya sedang duduk-duduk di beruga’ sambil
memandangi anak-anak santri yang sedang beraktifitas” Kata TGH Fakhruddin mengawali ceritanya.
“ Sampai di halaman ponpes, tamu
asing tersebut mematikan motor lalu mengucap salam, dan saya mempersilahkan agar
ia duduk. Dari pengakuannya, tamu tersebut adalah seorang muallaf sebut saja
namanya Komang, yang sedang mengalami masa ekonomi” TG Fakhruddin melanjutkan
cerita.
Menurut TGH. Fakruddin, Pak Komang menceritakan perjalanan dirinya
menjadi muallaf. Dari seorang yang berpangkat dan kaya, ia tinggalkan semua
yang dimilikinya. Hijrah ke Lombok mencari sisi hidup lain dari sebelumnya. Banyak
hal pahit yang beliau temui saat mempertahankan keinginannya untuk pindah
agama. Di ujung cerita, ia mohon untuk dibantu. Akhirnya Tuan Guru Fakhruddin memutuskan untuk
membantu, dengan mengajak muallaf tersebut ke ATM. Uang Rp. 1.500.000.
berpindah tangan, sang muallaf tersenyum kesulitannya teratasi. Dan mereka pun
berpisah. Tidak lama berselang berselang setelah kejadian itu, datanglah kejadian
ajaib. Seseorang member I uang yang jumlahnya dua kali lipat dari jumlah uang yang
dihibahkan kepada sang muallaf. Tiga juta rupiah jumlahnya.
“Saya merinding, betapa sedekah itu
memang ajaib “ Kata Tuan Guru menutup ceritanya. Kisah ini insfiratif bagi
saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar