Siapa yang merasa diri Pepadu (jagoan), buktikanlah.
Di masyarakat suku Sasak, yang mendiami pulau Lombok, Persean lah ajang untuk
membuktikan diri. Di ajang ini, akan dilihat siapa yang betul-betul jago
bertarung di lapangan.
Dalam olahraga Peresean ini, berhadapan dua orang.
Masing-masing memegang pemukul yang terbuat dari rotan dan tameng yang terbuat
dari kulit sapi atau kambing. Dalam pertandingan ini diiringi tetabuhan musik
tradisional Lombok. Pritttt. Peluit berbunyi, maka serang lah lawan mu. Lukai
tubuhnya, hantam kepalanya, cucurkan darahnya ke tanah. Maka kamu adalah
pemenang.
Luka robek di sekujur tubuh, bahkan di kepala, adalah
pemandangan dari olahraga yang sudah diwariskan beratus tahun ini. Olahraga ini
adalah tradisi, membuktikan kejantanan seorang pria Sasak.
Tak ada dendam setelah usai pertandingan. Jika memiliki
permusuhan di luar, selesaikan lah secara jantan, di arena Peresean. Tapi
sayang, kini, sering terdengar keributan antar kampung, membuktikan kejantanan
di jalanan. Keroyokan.
Olahraga Peresean ini menjadi bagian tak terpisahkan pada
perayaan hari-hari besar nasional. Paling banyak digelar saat peringatan HUT RI
tangal 17 Agustus. Selain itu, Peresean digelar untuk hajatan tertentu. Di
masyarakat wilayah selatan Kabupaten Lombok Timur digelar untuk menyambut
datangnya musim hujan, di masyarakat Bayan (Kabupaten Lombok Utara), menjadi
bagian dari beberapa ritual adat yang masih sering digelar.
Fathul Rakhman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar