Sudah cukup lama kesenian wayang
kulit tidak terdengar kabarnya. Kesenia yang pernah berjaya di era 70an ini, seperti
ditelan sang waktu, berganti tontonan digial yang lebih praktis dan bisa dibawa
ke ruang-ruang privat. Hasil olah seni telah berubah media. Adanya VCD, DVD,
Laser, dan perangkat putar lainnya, menggeser keberadaan tontonan tradisional. Tidak
hanya itu, gedung-gedung bioskop yang penah jaya hingga akhir 80an seratus
persen tutup. Meski teknologi sudah berganti, namun penggemar
Wayang sasak yang fanatik ternyata masih ada. Anggapan ini setidaknya
dibuktikan dengan kehadiran ratusan penonton yang memadati terop yang dipasang
oleh panitia pergelaran Wayang sasak di lapangan umum Sangkareang Mataram
Sabtu, 19 Mei 2012 tadi malam. Pagelaran
yang dilaksanakan oleh PEPADI NTB itu, dikemas dalam rangka Sosialisasi 4 pilar
kebangsaan ( Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan RI dan Bhineka Tunggal Ika ).
Sebelum pentas wayang dimulai, Gubernur NTB yang diwakili Karo Administarsi
Kesra menyampaikan sambutan. Dalam sambutannya, Gubernur NTB menekankan
pentingnya menanamkan kembali 4 pilar kebangsan dimaksud. Selanjutnya wakil MPR
juga memberikan sambutnanya. Yang unik dari sambutan wakil MPR adalah, secara
spontan di tengah pidatonya, beliau memangil 2 orang anak untuk menghafal
pancasila dan dikasi bonus. Beruntunglah dua orang anak sekolah dasar yang dengan beran, maju kedepan.
Dengan cakap dan fasih keduanya menghafal pancasila. Setelahnya mereka tampak
riang karena sang wakil MPR memberikan mereka anvelop sebagai hadiah. Dilanjutkan
dengan penyerahan tokoh wayang kepada sang dalang.
Pagelaran wayang sasak di malam
minggu itu, cukup menghibur. Apalagi saat tokoh pengocok perut seperti Amaq Ocong,
Amaq Baok, Beko, inaq litet dan lain-lain. Tokoh-tokoh yang menggunakan bahasa
sesuai lokusnya itu membuat para penontonyag hadir terpingkal-pingkal. Salah seorang
penonton mengatakan bahwa sudah lama ia tidak menonton wayang. Ia hanya bisa
menyaksikan wayang melalui media televise local. “ Dulu saya sering nonton
wayang, begadang sampai subuh, sekarang sudah jarang sekali tontonan ini
digelar” kata Mahrim salah seorang lelaki yang mengambil tempat di deretan
depan.
Wayang Sasak malam itu bertemakan Menak lare. Berikut sinopsisnya
:
MENAK LARE
Di negara Medayin, permaisuri raja Kobatsah telah
melahirkan putra laki-laki yang diberi nama Nursewan. Menurut ramalan Patih
Betal Jemur, kelak ada Sembilan negara yang ingin menaklukkan Nursewan setelah
menjadi raja. Namun hanya raja dari Arab dan Ajam saja yang akan mengungguli
putra mahkota. Raja-raja itu ada yang sudah lahir tetapi masih bayi, adapula
yang belum lahir. Kemudian raja. Kobatsah memerintahkan Patih Betal Jemur untuk
membunuh semua bayi laki-laki yang baru lahir maupun yang masih dalam
kandungan. Akibat kebijakan tersebut masyarakat menjadi resah. Ramai-ramai
orang mengungsi ke desa-desa, ke gurung, jurang. Sudah banyak bayi laki-laki
yang dibunuhnya. Kebijakan tersebut jelas tidak menghargai kesamaan hak antara
laki-laki dan perempuan dan tidak menghargai perbedaan status manusia. Perjalanan
Betal Jemur telah sampai di tapal batas negeri Arab. Gegerlah semua orang di
daerah itu mereka hendak mengungsikan anak laki-lakinya. Namun raja Arab yakni
Abdul Muntalib justru memerintahkan kepada seluruh warganya untuk menyambut
baik-baik kedatangan Betal jemur agar berbelas kasihan kepada mereka. Abdul
Muntalib menemui Patih Betal Jemur. Ketika bertemu tunduk dan takut orang
Medayin akan kewibawaan raja Arab. Akhimya Patih Betal Jemur bersahabat dengan
raja Arab. Patih Medayin tersebut lalu sadar dan berjanji tidak akan membunuhi
bayi lagi bahkan kemudian menyebar hartanya pada rakyat dan fakir miskin di Mekah.
Tak lama kemudian istri Abdul Muntalib yakni Siti fatimah melahirkan anak laki-laki
diberi nama Amir Hamzah. Menurut Betal Jemur kelak anak ini akan menjadi anak
yang perkasa, pandai, berani, sebagai prajurit pelindung rakyat. Betal Jemur
kemudian pamit pulang ke Medayin. Rakyat Mekah sangat bahagia dan kernbali
mendapatkan keamanan dan ketentraman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar