(malas ikut bekerja tapi ingin
mendapatkan bagian)
orang yang malas tapi ingin hidup
serba enak.
Sesenggak ini menyindir mereka yang
malas bekerja, tapi ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Tidak mau bekerja
keras tapi ingin meraih sukses. Tidak mau susah dan berjuang tapi ingin
menikmati hasil yang serba cukup. Sikap ini tentunya hanya akan mendorong
manusia untuk bersikap culas, suka menipu dan merugikan orang lain, demi
mendapatkan keuntungan secara cepat tanpa menguras energi, modal dan fikiran.
Tidak ada keberuntungan yang bisa
didapat hanya dengan duduk-duduk sambil termenung dan berkhayal. Sikap “Abot bedemak laguq mele bagian” pada akhirnya melahirkan manusia yang berfikir
instant dalam meraih kelimpahan kekayaan. Muncullah para penggemar lotre, judi
buntut, judi togel yang hari-harinya disibukkan dengan merumus kode dan
angka-angka. Mereka gemar bertanya sana-sini tentang arti mimpi, dan hubunganya
dengan angka-angka yang bisa dibeli. Bertanya angka-angka keberuntunagn kepada
orang gila, kepada orang sinting, atau kepada dukun-dukun. Sikap ini juga
banyak melahirkan mereka yang pergi bertapa mencari pesugihan atau mencari
sukses dengan memelihara tuyul.
Sikap “Abot bedemak laguq mele bagian” adalah sikap manusia dengan etos
kerja yang rendah, malas jauh dari kesuksesan. Sikap manusia yang lemah dari
sisi kemauan untuk bekerja keras. Di zaman yang penuh dengan persaingan, mental
seperti ini tidak memiliki tempat. Pada akhirnya mereka akan menjadi pecundang dan hanya bisa iri dan sakit hati
dengan keberhasilan yang dimiliki orang lain. Oleh sebab itu, sikap malas, abot, ipuh , atau sifat lain yang
sejenis dengannya harus dihilangkan. Mengajar untuk tidak malas dan hanya mau
mendapat bagian harus dimulai sejak dini. Dalam dunia pendidikan, anak harus
diajar untuk tidak suka mencontek, hanya untuk mendapat nilai bagus. Anak harus
diajarkan untuk bekerja sendiri dan menerima kegagalannya. Jangan karena ingin
menjadi sekolah yang “sukses” lalu kita melupakan nilai-nilai kearifan dan
keadilan. Mencontek mengajarkan anak menjadi lemah dan tidak suka tantangan.
Mencontek hanya akan menhancurkan mental anak, menjadi manja. Mendapatkan hasil
tanpa harus bekerja keras.