Catatan Perjalanan KM Abiantubuh.
Kampung Media tiba di Yogyakarta malam hari dan beristirahat di hotel Villa
Pondok Gajah. Villa ini terletak di Ringroad selatan. Sebuah hotel bergaya modern yang hiasan
interior dan eksteriornya lebih banyak memanfaatkan benda-benda sisa kayu, baik
akar maupun potongan kayu-kayu bekas. Bagi kami yang datang rombongan menyewa
satu villa sangat menyenangkan selain harga sewa ditanggung bersama untuk
diskusi hasil lapangan juga sangat menyenangkan. Pukul 08.00 pagi waktu
setempat tim memulai perjalanan. Tujuan pertama adalah mencari letak Pusat
Kegiatan Belajar (PKBM) yang telah sukses menyelenggarakan program Keaksaraan
Fungsional ( KF ) lanjutan. Sebelum mencari dimana PKBM itu menyelenggarakan
proses pembelajaran, TIM Sekretariat Program Unggulan NTB Bersaing mengunjungi
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi DIY.
Jalur menuju Gedung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tersebut dari hotel
cukup jauh. Waktu tempuh dari hotel hingga Gedung Dinas bisa satu jam lebih, jika kondisi macet. Sekitar satu jam perjalanan dari hotel tempat
kami menginap. Bangunan gedung dinas pendidikan provinsi DIY cukup besar,
seukuran gedung Dinas Dikpora Provinsi NTB. Sebagai orang NTB saya bisa bangga
sedikit karena kantor dikpora NTB jauh lebih rapid an bersih di bandingkan
kantor dikpora DIY. Setelah bertanya kepada beberapa pegawai negeri sipil di
dinas tersebut, kami pun diantar ke ruang PNFI. Di kantor tersebut kami
disambut dua orang staf PNFI. Setelah ngobrol sebentar seputar Keaksaran
Fungsional di Yogyakarta, kami pun ditunjukkan kontak person serta alamat PKBM
pelaksana KF lanjutan yang bisa kami kunjungi.
Kampung Media melanjutkan perjalanan menuju lokasi PKBM yang disarankan
pegawai Dinas Pendidikan Provinsi DIY. Setelah mencari tidak terlalu lama, kami
pun tiba di lokasi PKBM Ngudi Mulyo
Ngampilan. Tak seperti yang dibayangkan, secara fisik PKBM yang
direkomenadasikan oleh staf Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta tersebut terbilang sederhana. Bangunannya
menempati belakang kantor Kelurahan. Kami disambut empat orang guru yang
mengabdi di PKBM tersebut. Mereka mempersilahkan kami dengan ramah. Kami
diterima di ruang tempat para guru tersebut mengabdi, mengajari para siswa
membaca, menulis dan membekali mereka dengan berbagai keterampilan. Di meja
tersebut terhidang masakan khas kota itu yaitu kue nagasari, lemper, arem-arem
dan bakpia makanan Jogya yang sangat terkenal itu. Konon kue tersebut merupakan
hasil karya para siswa yang telah
mengikuti pendididkan KF lanjutan di PKBM tersebut. Program ini lebih dikenal
sebutan KUM (Keaksaraan Usaha Mandiri).
Dari diskusi tersebut kami
bisa menangkap informasi bahwa peran para guru dan pengasuh di PKBM tersebut
sangat dominan. Mereka tak hanya mengajari para siswa yang kebanyakan terdiri
dari pengangguran, namun para pengurus PKBM ini secara terus menerus melakukan
pendampingan. Salah satu bentuk pendampingan yang dilakukan mereka adalah
dengan mengarahkan agar para siswanya memiliki keterampilan. Upaya tersebut
dilakukan dengan cara membuka program Keaksaraan Usaha Mandiri ( KUM ). Program
KUM digerakkan guna memotivasi mereka yang mau berusaha. KUM sebagai
strategi menarik minat peserta didik
untuk belajar secara terus menerus, mendapat bantuan dari pemerintah provinsi
DIY. Bantaun diberikan setelah PKBM
mengajukan usulan untuk 7 kelompok binaannya. Sebelumnya 7 kelompok yang mereka
upayakan agar diberikan stimulant, mendapatkan pelatihan keterampilan sesuai
minat masing-masing.
Visi Misi PKBM Ngudi Mulyo.
Visi
-
Terwujudnya masyarakat yang gemar belajar
-
Gemar bekerja ddan berusaha mandiri
-
Berakhlak mulia serta mampu beradaptasi dengan masyarakat local
dan global
Misi
-
Mewujudkan pemerataan dan peningkatan mutu penyelenggaraan PLS
dibidang keterampilan dan pendidikan
yang dibutuhkan masyarakat.
Apa, Prodok unggulanPKBM anda untuk mencapai juara I tingkat provinsi
BalasHapusPKBM anda memang patut di acungi jempol, apakah kami bisa belajar dari keberhasilan anda lewat studi banding.
BalasHapusKutunggu jawabanmu
BalasHapus