Kamis, 04 Oktober 2012

PKBM Ngudi MulyoKelurahan Ngampilan Yogyakarta , mencipta siswa mandiri

Catatan Perjalanan KM Abiantubuh.
Kampung Media tiba di Yogyakarta malam hari dan beristirahat di hotel Villa Pondok Gajah. Villa ini terletak di Ringroad selatan.  Sebuah hotel bergaya modern yang hiasan interior dan eksteriornya lebih banyak memanfaatkan benda-benda sisa kayu, baik akar maupun potongan kayu-kayu bekas. Bagi kami yang datang rombongan menyewa satu villa sangat menyenangkan selain harga sewa ditanggung bersama untuk diskusi hasil lapangan juga sangat menyenangkan. Pukul 08.00 pagi waktu setempat tim memulai perjalanan. Tujuan pertama adalah mencari letak Pusat Kegiatan Belajar (PKBM) yang telah sukses menyelenggarakan program Keaksaraan Fungsional ( KF ) lanjutan. Sebelum mencari dimana PKBM itu menyelenggarakan proses pembelajaran, TIM Sekretariat Program Unggulan NTB Bersaing mengunjungi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi DIY.  Jalur menuju Gedung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tersebut dari hotel cukup jauh. Waktu tempuh dari hotel hingga Gedung Dinas bisa satu jam  lebih, jika kondisi macet.  Sekitar satu jam perjalanan dari hotel tempat kami menginap. Bangunan gedung dinas pendidikan provinsi DIY cukup besar, seukuran gedung Dinas Dikpora Provinsi NTB. Sebagai orang NTB saya bisa bangga sedikit karena kantor dikpora NTB jauh lebih rapid an bersih di bandingkan kantor dikpora DIY. Setelah bertanya kepada beberapa pegawai negeri sipil di dinas tersebut, kami pun diantar ke ruang PNFI. Di kantor tersebut kami disambut dua orang staf PNFI. Setelah ngobrol sebentar seputar Keaksaran Fungsional di Yogyakarta, kami pun ditunjukkan kontak person serta alamat PKBM pelaksana KF lanjutan yang bisa kami kunjungi.

Kampung Media melanjutkan perjalanan menuju lokasi PKBM yang disarankan pegawai Dinas Pendidikan Provinsi DIY. Setelah mencari tidak terlalu lama, kami pun tiba di lokasi PKBM Ngudi Mulyo Ngampilan. Tak seperti yang dibayangkan, secara fisik PKBM yang direkomenadasikan oleh staf  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta tersebut terbilang sederhana. Bangunannya menempati belakang kantor Kelurahan. Kami disambut empat orang guru yang mengabdi di PKBM tersebut. Mereka mempersilahkan kami dengan ramah. Kami diterima di ruang tempat para guru tersebut mengabdi, mengajari para siswa membaca, menulis dan membekali mereka dengan berbagai keterampilan. Di meja tersebut terhidang masakan khas kota itu yaitu kue nagasari, lemper, arem-arem dan bakpia makanan Jogya yang sangat terkenal itu. Konon kue tersebut merupakan hasil karya  para siswa yang telah mengikuti pendididkan KF lanjutan di PKBM tersebut. Program ini lebih dikenal sebutan KUM (Keaksaraan Usaha Mandiri).
Dari diskusi  tersebut kami bisa menangkap informasi bahwa peran para guru dan pengasuh di PKBM tersebut sangat dominan. Mereka tak hanya mengajari para siswa yang kebanyakan terdiri dari pengangguran, namun para pengurus PKBM ini secara terus menerus melakukan pendampingan. Salah satu bentuk pendampingan yang dilakukan mereka adalah dengan mengarahkan agar para siswanya memiliki keterampilan. Upaya tersebut dilakukan dengan cara membuka program Keaksaraan Usaha Mandiri ( KUM ). Program KUM digerakkan guna memotivasi mereka yang mau berusaha. KUM sebagai strategi  menarik minat peserta didik untuk belajar secara terus menerus, mendapat bantuan dari pemerintah provinsi DIY.  Bantaun diberikan setelah PKBM mengajukan usulan untuk 7 kelompok binaannya. Sebelumnya 7 kelompok yang mereka upayakan agar diberikan stimulant, mendapatkan pelatihan keterampilan sesuai minat masing-masing.
Visi Misi PKBM Ngudi Mulyo.
Visi
-          Terwujudnya masyarakat yang gemar belajar
-          Gemar bekerja ddan berusaha mandiri
-          Berakhlak mulia serta mampu beradaptasi dengan masyarakat local dan global
Misi
-          Mewujudkan pemerataan dan peningkatan mutu penyelenggaraan PLS dibidang keterampilan  dan pendidikan yang dibutuhkan masyarakat.




3 komentar:

  1. Apa, Prodok unggulanPKBM anda untuk mencapai juara I tingkat provinsi

    BalasHapus
  2. PKBM anda memang patut di acungi jempol, apakah kami bisa belajar dari keberhasilan anda lewat studi banding.

    BalasHapus