Minggu, 30 September 2012

Solusi AKINO dari dusun Ploso Yogjakarta.


Catatan Perjalanan KM Abiantubuh part 2


Usai perjalanan melelahkan ke Kota Solo, KM Abiantubuh melanjutkan perjalanan untuk menemui staf IDEA, salah satu LSM yang memiliki jaringan dengan Posyandu berprestasi di sekitar Yogyakarta.  Setelah mencari alamat sambil dipandu lewat telefon, akhirnya mobil yang membawa kami kelokasi tiba di kantor LSM IDEA Yogyakarta. Kami disambut dengan ramah. Sebelum kami diantar ke lokasi pos yandu, salah seorang staf IDEA  bahkan menghaiahi kami seperagkat buku tentang kearifan local dan modul  tentang penanganan penanggulangan bencana.  Salah satu yang kami  pelajari dari kantor tersebut adalah bahwa setiap staf memiliki tanggung jawab dan pekerjaan yang jelas dan teratur rapi. Setiap bulan hamper tak ada yng kosong kegiatan. Semua tangal terisi oleh kegiatan internal maupun eksternal. Hal ini tercermin pada papan data yang dibuat tersusun rapid an menmpel didinding kantor. Setelah berbincang-bincang sebentar, kamipun pamit untuk segera kelokasi Pos yandu. Kami pun melanjutkan perjalanan dipandu oleh mbak In Dari staf IDEA Sebagai guide local. 
 Tidak terasa hampir dua jam kami menempuh perjalanan kearah selatan kota Yogyakarta. Salah seorang staf IDEA  Foundation  berkenan mengantarkan  KM menuju lokasi salah satu pos yandu. Dalam perjalanan kami asyik menedengar celoteh akrab staf Idea yang bercerita macam-macam mulai dari IDEA,  orang jogja yang  sulit masuk UGM, Pergerakan mhasisiwa yang melemah, sampai cerita soal biaya masuk  ITB yang melangit. Melewati jalanan yang rusak dan berkelok, tampaklah beberapa bebukitan yang tengah  digali alat-alat berat. Sebuah tambang tanah urug, seperti memotong bebukitan kering penuh bebatuan. Dan sampaiah kami disebuah dusun keci bernama Ploso. Dipintu masuk dusun ini, terdapat sebuah plank berwarna hijau dengan petunjuk arah “ Pondok Pesantren Al- Ma’rif  Nahdlatul Ulama .  Sopir yang mengantarkan kami mengurangi kecepatan kendaraan lalu berhenti di depan masjid milik pesantren tersebut.
Di dusun terpencil itu, beberapa kader pos yandu ternyata telah menunggu. Para Kader  menyambut kami dengan senyum hangat. Selanjutnya meluncurlah berbagai cerita sukses dan praktik  cerdas para kader pos yandu itu. Jika dilihat dari segi umur  para ibu kader ini terlihat sudah tak muda lagi, kecuali mbak Erna. Meski begitu, Kami merasakan betul ketulusan para kader ini. Saat kami tanyai berapa jumlah insentif yang didapat dari keterlibatan mereka sebagi kader pos yandu, sambil saling memandang dan tersenyum salah seorang dari mereka berseloroh “ kami sudah punya KMS ( Kartu Menuju Sorga ), meskipun tidak diberi apa-apa oleh pemerintah kami tetap menjadi kader.
Beberapa prestasi dan kiat yang kami petik dari obrolan bersama mereka adalah, saat ini pos yandu dipercaya mengikuti lomba mewakili  provinsi. Tentu pilihan itu bukan tanpa alasan. Beberapa bulan terakhir, Pos yandu telah berhasil mengendalikan kondisi para ibu melahirkan . Data menunjukkan bahwa angka kematian ibu di sekitar tempat tersebut menjadi nol, seperti impian pemerintah NTB dengan program AKINO-nya.
“ Telah banyak upaya yang kami lakukan untuk menekan angka kematian ibu melahirkan diwilayah binaan pos yandu. Yang paling  menonjol adalah peran para kader Pos Yandu itu sendiri. Para kader memiliki kegiatan yang padat  meski mereka yak mendapatkan gaji. Jika ada salah seorang ibu hamil diponis beresiko, maka para kader memantau keadaan ibu tesebut secara intens. Mereka akan mendapatkan perlakuan khusus baik oleh para kader maupun petugas puskesmas. Melalui rapat warga, semua ibu hamil diupayakan untuk bisa memiliki kontak person pendonor darah saat nanti mereka butuh “ kata kader Pos Yandu kepada Kampung Media
Dari kader pos yandu lainya kami bisa mendapatkan informasi tentang bagaimana  para ibu hamil yang akan melahirkan dipastikan mendapatkan alat transportasi yang cepat. Caranya dengan membuat ambulan komunita. Tentu ambulance yang dimaksud mereka bukanlah Ambulance permanen seperti milik rumah sakit. Para warga menunjuk warga lain yang memiliki mobil agar siap mengantarkan ibu melahirkan jam berapapun mereka diminta. Kesepakatan tersebut memudahkan ibu melahirkan mendapatkan alat transportasi secara cepat menuju lokasi persalinan.  Selain itu, kader pos yandu juga menjalin mitra dengan radio komunitas. Lewat pancaran radio kader pos yandu menjelaskan banyak hal tentang kesehatan ibu hamil.
KAPE Ibu, adalah salah satu kegiatan rutin pos yandu guna meningkatkan kapasitas para ibu hamil yang tengah bersiap-siap menjalani persalinan. KAPE ibu membuka diskusi tentang  Hamil yang menyenangkan, dst.    Pos Yandu memiliki kegiatan pertemuan yanga dimanfaatkan untuk menggali permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan tersebut. Jika ditempat lain pertemuan diselingi dengan arisan, maka tidak demikian dengan para kader ini. Arisan sangat dihindari. Mereka lebih banyak justru merencanakan pertemuan yang didalamnya digelar acara santai sambil bernyanyi atau menggelar outbond. Salah satu strategi penting adalah mengaktifkan pertemuan-pertemuan sebagaiajang “curhat” dan berbagi pengalaman dengan kader dari desa lain.  Pos Yandu daerah tersebut juga memiliki semacam informan ditiap-tiap pos yandu. Informan ni menjadi penghubung yang menginformasikan berbagi kegiatan serta laporan cepat yang penting untuk disampaikan , baik kepada para kader maupun kepada para petugas kesehatan di Puskesmas.  (bersambung)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar