-->
KM.Abiantubuh .Kota pasti
identik dengan lahan yang sempit dan penuh sesak oleh pertokoan dan perumahan.
Hampir tak ada ruang untuk bercocok tanam. Belakangan lahan pertanian kian
habis dijadikan bangunan ruko dan perumahan. Kota Mataram sebagai ibukota
provinsi, merupakan kota dengan tekstur tanah dan iklim yang memungkinkan
tumbuhnya berbagai macam tumbuhan pertanian. Padi dan palawija asal kota
Mataram adalah produk pertanian yang memiliki kualitas terbaik.
Di salah satu sudut kota Mataram, tepatnya di Karang Bata
selatan kelurahan Abiantubuh Baru, salah seorang penduduk bernama Amaq Mansur
tidak kehilangan akal. Meski tanah menyempit ia tetap semangat untuk bertani.
Di tanah seluas 2 are, setiap pagi ia tekun memelihara tanaman sayur. Tanah
tempat ia bercocok tanam awalnya adalah sebuah rawa-rawa atau dalam bahasa
Abiantubuh disebut lungkak yang tak
tidak produktif. Lungkak tersebut
ditimbun dengan tanah urug lalu disulapnya menjadi lahan pertanian.
Tahan yang dipakai menimbun lungkak ini adalah tanah
yang diambil dari gunung dan bukit di Lombok Barat. Ketika pertama kali saya
coba menanaminya, bibit-bibit itu mati satu persatu. Lalu tanah yang tidak
subur ini saya bubuhi tanah yang agak subur hasilnya seperti saat ini, sudah
bisa tumbuh dengan baik” kata Amaq Mansur kepada Kampung Media di kebun
kecilnya.
Meski tanah tempat berccock tanamnya sempit, bermacam
tanaman tumbuh dengan baik karena perawatan yang dilakukan cukup intensif, ia
menyambangi kebuthan dapur tersebut setiap pagi dan sore. Tanaman seperti
Lobak, sayur mankok, sa wi, cabe, kacang panjan, sinkong, dan lainya tumbuh
dengan subur. Hanya tomat yang tidak bisa tumbuh dengan baik di sini. Setiap
kami coba selalu tumbuh lambat dan lama-lama megering, kata Amaq Mansur.
Setiap sore Amaq Mansyur dibantu cucu atau isterinya memanen
sayur untuk esok paginya dijual kepada pedagang sayur yang bekeliling disekitar
wilayah kota Mataram dan Lombok Barat.
Lumayan, selain tak perlu membeli
sayuran untuk kebutuhan sehari-hari, ia juga bisa mendapatkan uang dari hasil penjualan sayur tersebut.
Pemanfatan lahan sempit
ini mestinya mendapat apresiasi dari pemerintah kota Mataram, yangsudah
kehabisan lahan. Penduduk harus didorong untuk memanfaatkan tanah-tanah kosong
untuk memenuhi kebutuhan sayurnya setiap hari, Kata M. Nasir kepada Kampung
Media.petani ini memang belum mendapat sentuhan dari dinas pertanian kota Mataram (wan)
Nah ini menarik utk diberdayakan
BalasHapus