Sabtu, 15 September 2012

Warga Kota Mataram , Bertani di Lahan Sempit

-->



KM.Abiantubuh .Kota pasti identik dengan lahan yang sempit dan penuh sesak oleh pertokoan dan perumahan. Hampir tak ada ruang untuk bercocok tanam. Belakangan lahan pertanian kian habis dijadikan bangunan ruko dan perumahan. Kota Mataram sebagai ibukota provinsi, merupakan kota dengan tekstur tanah dan iklim yang memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan pertanian. Padi dan palawija asal kota Mataram adalah produk pertanian yang memiliki kualitas terbaik.
Di salah satu sudut kota Mataram, tepatnya di Karang Bata selatan kelurahan Abiantubuh Baru, salah seorang penduduk bernama Amaq Mansur tidak kehilangan akal. Meski tanah menyempit ia tetap semangat untuk bertani. Di tanah seluas 2 are, setiap pagi ia tekun memelihara tanaman sayur. Tanah tempat ia bercocok tanam awalnya adalah sebuah rawa-rawa atau dalam bahasa Abiantubuh disebut lungkak yang tak tidak produktif. Lungkak tersebut ditimbun dengan tanah urug lalu disulapnya menjadi lahan pertanian.
Tahan yang dipakai menimbun lungkak  ini adalah tanah yang diambil dari gunung dan bukit di Lombok Barat. Ketika pertama kali saya coba menanaminya, bibit-bibit itu mati satu persatu. Lalu tanah yang tidak subur ini saya bubuhi tanah yang agak subur hasilnya seperti saat ini, sudah bisa tumbuh dengan baik” kata Amaq Mansur kepada Kampung Media di kebun kecilnya.
Meski tanah tempat berccock tanamnya sempit, bermacam tanaman tumbuh dengan baik karena perawatan yang dilakukan cukup intensif, ia menyambangi kebuthan dapur tersebut setiap pagi dan sore. Tanaman seperti Lobak, sayur mankok, sa wi, cabe, kacang panjan, sinkong, dan lainya tumbuh dengan subur. Hanya tomat yang tidak bisa tumbuh dengan baik di sini. Setiap kami coba selalu tumbuh lambat dan lama-lama megering, kata Amaq Mansur.
Setiap sore Amaq Mansyur dibantu cucu atau isterinya memanen sayur untuk esok paginya dijual kepada pedagang sayur yang bekeliling disekitar wilayah kota Mataram dan Lombok  Barat. Lumayan, selain tak perlu  membeli sayuran untuk kebutuhan sehari-hari, ia juga bisa mendapatkan uang  dari hasil penjualan sayur tersebut.
Pemanfatan lahan sempit  ini mestinya mendapat apresiasi dari pemerintah kota Mataram, yangsudah kehabisan lahan. Penduduk harus didorong untuk memanfaatkan tanah-tanah kosong untuk memenuhi kebutuhan sayurnya setiap hari, Kata M. Nasir kepada Kampung Media.petani ini memang belum mendapat sentuhan dari dinas pertanian kota Mataram (wan)

1 komentar: