Saat matahari mulai meninggi, pintu gerbang kampus STMIK
Bumi Gora mulai ramai. Di seberang kampus, puluhan sepeda motor bahkan mobil, terparkir rapi di depan lapak PKL yang baru
saja dipermak lebih cantik oleh pemkot Mataram. Pemilik sepeda motor dan mobil tersebut adalah pelanggan warung
soto di depan kampus tersebut. Terlihat beberapa
pembeli mengantri untuk disuguhi sajian semangkok soto Sasak yang terkenal maknyus
itu.
“ Hampir tiap hari saya dan teman-teman datang ke tempat
ini, untuk menikmati soto khas Sasak ini. Rasanya memang beda dari soto lainnya”
kata Pardi salah seorang pelanggan yang mengenakan seragam kantornya ke warung
tersebut. Pardi datang bersama tiga orang temannya. Bersama Pardi, terdapat
banyak pelanggan lain yang asyik menyatap soto hangat, serta menunggu giliran
dilayani pelayan yang rata-rata perempuan.
Soto depan kampus STMIK Bumi Gora, memang terkenal gurih. Sajian hangat soto ini, akan menggugah selera
anda terutama saat menjelang makan siang. Soto ditaburi sayur, serondeng, dan
daging ini, banyak didatangi pelanggan saat siang hari. Anda penasaran dan
ingin mencicipi rasanya ? datanglah tepat sebelum Zuhur saat sedang padat
pembeli, jika lewat jam tersebut, maaf.. anda pasti tidak kebagian. Warung ini
hanya buka sekitar jam makan siang, setelahnya tutup.
Pemilik warung ini bernama pak Amran. Ia mulai menekuni
usaha berjualan soto Sasak sejak tahun 1973. Awalnya ia berjualn di kantor-kantor
pemerintah. Di kantor eks Bupati Lombok Barat ia sempat berjualan selama 10
tahun. Sejak tahun 2002 ia mulai merintis tempat berjualn saat ini. Waktu itu
kondisinya masih sepi, meski Kampus STMIK Bumi Gora sudah ada. Pelangannya paling-paling
mahasiswa kampus tesebut. Dengan sabar
tekun dan kerja keras, ia melayani
pembeli yang masih jarang waktu itu. Hari berputar, kesarabarannya kini berbuah
manis. Lebih dari 150 mangkok soto ludes hanya dalam tempo beberapa jam saja. Rasa
sedap, harga yang terjangkau, serta kesabaran melayani, merupakan kunci
kesuksesan Pak Amran. Kini ia tak terlalu banyak bekerja, sebab warung sotonya
ia pekerjakan 6 orang karyawan.
“ Prinsip saya yang penting usaha ini lancar meskipun tak
terlalu banyak mendapatkan untung. Keuntungan yang saya dapat sebagia untuk
membeli bahan, sebagian lagi untuk menggaji karyawan. Kasihan mereka tak ada
pekerjaan” Kata pak Amran sambil menguliti daging, untuk bahan soto racikannya.
Pak Amran berfikir
untuk membuka cabang, agar bisa mempekerjakan lebih banyak orang. Menurutnya,
ia ingin sekali membuat lapak di sekitar timur Mataram Mall, dengan begitu
usahanya akan lebih maju dan menopang hidup orang lain. (wan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar