Catatan Perjalanan KM Abiantubuh part 2
Usai
perjalanan melelahkan ke Kota Solo, KM Abiantubuh melanjutkan perjalanan untuk menemui
staf IDEA, salah satu LSM yang memiliki jaringan dengan Posyandu berprestasi di
sekitar Yogyakarta. Setelah mencari
alamat sambil dipandu lewat telefon, akhirnya mobil yang membawa kami kelokasi
tiba di kantor LSM IDEA Yogyakarta. Kami disambut dengan ramah. Sebelum kami
diantar ke lokasi pos yandu, salah seorang staf IDEA bahkan menghaiahi kami
seperagkat buku tentang kearifan local dan modul tentang penanganan penanggulangan
bencana. Salah satu yang kami pelajari dari kantor tersebut adalah bahwa
setiap staf memiliki tanggung jawab dan pekerjaan yang jelas dan teratur rapi.
Setiap bulan hamper tak ada yng kosong kegiatan. Semua tangal terisi oleh
kegiatan internal maupun eksternal. Hal ini tercermin pada papan data yang
dibuat tersusun rapid an menmpel didinding kantor. Setelah berbincang-bincang
sebentar, kamipun pamit untuk segera kelokasi Pos yandu. Kami pun melanjutkan
perjalanan dipandu oleh mbak In Dari staf IDEA Sebagai guide local.
Tidak terasa hampir dua jam
kami menempuh perjalanan kearah selatan kota Yogyakarta. Salah seorang staf
IDEA Foundation berkenan mengantarkan KM menuju lokasi salah satu pos yandu. Dalam perjalanan kami asyik
menedengar celoteh akrab staf Idea yang
bercerita macam-macam mulai dari IDEA,
orang jogja yang sulit masuk UGM,
Pergerakan mhasisiwa yang melemah, sampai cerita soal biaya masuk ITB yang melangit. Melewati jalanan yang
rusak dan berkelok, tampaklah beberapa bebukitan yang tengah digali alat-alat berat. Sebuah tambang tanah
urug, seperti memotong bebukitan kering penuh bebatuan. Dan sampaiah kami
disebuah dusun keci bernama Ploso. Dipintu masuk dusun ini, terdapat sebuah
plank berwarna hijau dengan petunjuk arah “ Pondok Pesantren Al- Ma’rif Nahdlatul Ulama . Sopir yang mengantarkan kami mengurangi
kecepatan kendaraan lalu berhenti di depan masjid milik pesantren tersebut.
Di dusun terpencil itu, beberapa kader pos yandu ternyata telah menunggu.
Para Kader menyambut kami dengan senyum hangat.
Selanjutnya meluncurlah berbagai cerita sukses dan praktik cerdas para kader pos yandu itu. Jika dilihat
dari segi umur para ibu kader ini
terlihat sudah tak muda lagi, kecuali mbak Erna. Meski begitu, Kami merasakan
betul ketulusan para kader ini. Saat kami tanyai berapa jumlah insentif yang
didapat dari keterlibatan mereka sebagi kader pos yandu, sambil saling
memandang dan tersenyum salah seorang dari mereka berseloroh “ kami sudah punya
KMS ( Kartu Menuju Sorga ), meskipun tidak diberi apa-apa oleh pemerintah kami
tetap menjadi kader.
Beberapa prestasi dan kiat yang kami petik dari obrolan bersama
mereka adalah, saat ini pos yandu dipercaya mengikuti lomba mewakili provinsi. Tentu pilihan itu bukan tanpa
alasan. Beberapa bulan terakhir, Pos yandu telah berhasil mengendalikan kondisi
para ibu melahirkan . Data menunjukkan bahwa angka kematian ibu di sekitar
tempat tersebut menjadi nol, seperti impian pemerintah NTB dengan program
AKINO-nya.
“ Telah banyak upaya yang kami lakukan untuk menekan angka
kematian ibu melahirkan diwilayah binaan pos yandu. Yang paling menonjol adalah peran para kader Pos Yandu
itu sendiri. Para kader memiliki kegiatan yang padat meski mereka yak mendapatkan gaji. Jika ada
salah seorang ibu hamil diponis beresiko, maka para kader memantau keadaan ibu
tesebut secara intens. Mereka akan mendapatkan perlakuan khusus baik oleh para
kader maupun petugas puskesmas. Melalui rapat warga, semua ibu hamil diupayakan
untuk bisa memiliki kontak person pendonor darah saat nanti mereka butuh “ kata
kader Pos Yandu kepada Kampung Media
Dari kader pos yandu lainya kami bisa mendapatkan informasi
tentang bagaimana para ibu hamil yang
akan melahirkan dipastikan mendapatkan alat transportasi yang cepat. Caranya
dengan membuat ambulan komunita. Tentu ambulance yang dimaksud mereka bukanlah
Ambulance permanen seperti milik rumah sakit. Para warga menunjuk warga lain
yang memiliki mobil agar siap mengantarkan ibu melahirkan jam berapapun mereka
diminta. Kesepakatan tersebut memudahkan ibu melahirkan mendapatkan alat
transportasi secara cepat menuju lokasi persalinan. Selain itu, kader pos yandu juga menjalin
mitra dengan radio komunitas. Lewat pancaran radio kader pos yandu menjelaskan
banyak hal tentang kesehatan ibu hamil.
KAPE Ibu, adalah salah satu kegiatan rutin pos yandu guna
meningkatkan kapasitas para ibu hamil yang tengah bersiap-siap menjalani
persalinan. KAPE ibu membuka diskusi tentang
Hamil yang menyenangkan, dst.
Pos Yandu memiliki kegiatan pertemuan yanga dimanfaatkan untuk menggali
permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan tersebut. Jika ditempat
lain pertemuan diselingi dengan arisan, maka tidak demikian dengan para kader ini.
Arisan sangat dihindari. Mereka lebih banyak justru merencanakan pertemuan yang
didalamnya digelar acara santai sambil bernyanyi atau menggelar outbond. Salah
satu strategi penting adalah mengaktifkan pertemuan-pertemuan sebagaiajang
“curhat” dan berbagi pengalaman dengan kader dari desa lain. Pos Yandu daerah tersebut juga memiliki
semacam informan ditiap-tiap pos yandu. Informan ni menjadi penghubung yang
menginformasikan berbagi kegiatan serta laporan cepat yang penting untuk
disampaikan , baik kepada para kader maupun kepada para petugas kesehatan di
Puskesmas. (bersambung)