Senin, 15 April 2013

Sekolahkan anak dari Jahit Sepatu



“ Saya bisa dapat menjahit  sepuluh atau lebih sepatu dalam sehari”, Kata Kamarudin warga Bagek Polak kepada Kampung media, Senin 16 April 2013 di jalan senopati Abiantubuh. Penjahit sepatu atau sandal yang sehari-hari berkeliling di sekitar Cakranegara ini, menggunakan sepeda motor untuk menjangkau para pelanggannya. Menurutnya, penghasilan dari menjahit sepatu lumayan untuk menghidupi keluarga. Ia belajar menjahit sewaktu merantau di pulau Bali. “Sewaktu saya diajak merantau ke Bali, saya bergabung dengan perantau dari  Jawa. Kepada perantau Jawa saya banyak menimba ilmu. Saya pernah ikut mereka menjahit sepatu tanpa diongkos, hanya dikasi makan saja” kenang  lelaki 3 anak ini . Dari penghasilan menjahit sepatu keliling, ia bisa menyekolahkan anaknya hingga tamat, dan membayar cicilan motornya. Ia menceritakan bagaimana dulu ia harus berjalan kaki keliling kota Denpasar berjualan tahu tek-tek. Satu hari saya pernah berjalan pulang tanpa hasil. Dagangan saya, harus didorong melewati banjir sampai seukuran paha orang dewasa. Saya pulang malam hari tanpa membawa uang karena hujan yang turun terus menerus, kenangnya.  Setelah banyak menimba pengalaman  di rantauan, ia memutuskan ntuk pulang dan bekerja dan berjualan di Lombok. Kegigihannya serta pengalaman pahitnya di rantauan menjadi bekalnya berusaha di Lombok. Hasilnya, dari menjahit sandal dan sepatu ia bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya.  (Taqdir)

1 komentar: