“ Saya bisa dapat menjahit sepuluh atau lebih sepatu dalam sehari”, Kata
Kamarudin warga Bagek Polak kepada Kampung media, Senin 16 April 2013 di jalan
senopati Abiantubuh. Penjahit sepatu atau sandal yang sehari-hari berkeliling
di sekitar Cakranegara ini, menggunakan sepeda motor untuk menjangkau para
pelanggannya. Menurutnya, penghasilan dari menjahit sepatu lumayan untuk
menghidupi keluarga. Ia belajar menjahit sewaktu merantau di pulau Bali.
“Sewaktu saya diajak merantau ke Bali, saya bergabung dengan perantau dari Jawa. Kepada perantau Jawa saya banyak
menimba ilmu. Saya pernah ikut mereka menjahit sepatu tanpa diongkos, hanya
dikasi makan saja” kenang lelaki 3 anak
ini . Dari penghasilan menjahit sepatu keliling, ia bisa menyekolahkan anaknya
hingga tamat, dan membayar cicilan motornya. Ia menceritakan bagaimana dulu ia
harus berjalan kaki keliling kota Denpasar berjualan tahu tek-tek. Satu hari
saya pernah berjalan pulang tanpa hasil. Dagangan saya, harus didorong melewati
banjir sampai seukuran paha orang dewasa. Saya pulang malam hari tanpa membawa
uang karena hujan yang turun terus menerus, kenangnya. Setelah banyak menimba pengalaman di rantauan, ia memutuskan ntuk pulang dan
bekerja dan berjualan di Lombok. Kegigihannya serta pengalaman pahitnya di
rantauan menjadi bekalnya berusaha di Lombok. Hasilnya, dari menjahit sandal
dan sepatu ia bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya. (Taqdir)
TOLONG CANTUMKAN NAMA PENULISNYA
BalasHapus