Setiap komunitas memiliki tradisi berbeda dalam melakoni
kehidupan sosialnya. Tradisi tersebut merupakan kearifan lokal yang mendukung
keseimbangan pola kehidupan bermasyarakat. Perjalanan panjang pergaulan sosial yang dilalui sebuah komunitas
membuat mereka berhasil menemukan cara dan tradisi yang tepat agar komunitasnya
terus bertahan. Masyarakat Sasak memiliki sebuah fasilitas pergaulan bernama Berugaq. Berugaq adalah sebutan oleh
suku Sasak untuk
sebuah tempat bersantai-santai (bale-bale, gazebo). Bentuk asli Berugaq
memiliki sebuah lumbung di atasnya dan beratapkan alang-alang. Dahulunya,
lumbung digunakan untuk menyimpan hasil panen sawah, biasanya berupa padi dan
palawija lainnya. Saat ini bentuk Berugaq mengalami sedikit perubahan dan
modifikasi; atap yang dulunya hanya menggunakan alang-alang kini digantikan
dengan genteng (atau seng) sehingga tidak terdapat lagi lumbung di atasnya,
namun di daerah-daerah tertentu seperti di sejumlah desa adat lumbung masih
tetap dipertahankan. Berugak bisa saja
terdiri dari empat atau enam tiang. Berugaq menjadi tempat bergaul atau
berkomunikasi sepulang bekerja atau saat
bersanta ketika saat istirahat. Tak jauh dari markas komunitas kampong media
Abiantubuh, terdapat sebuah berugaq. Di berugak tersebut biasanya berkumpul
komunitas penyuka burung atau komunitas
pemancing ikan. Berbagai macam tema pembicaraan bisa berlangsung di tempat
tersebut. Awak KM juga sering menggunakan berugak sebagai tempat berkomunikasi (Sapwan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar