Senin, 15 April 2013

Berugaq, fasilitas komunikasi tradisional



Setiap komunitas memiliki tradisi berbeda dalam melakoni kehidupan sosialnya. Tradisi tersebut merupakan kearifan lokal yang mendukung keseimbangan pola kehidupan bermasyarakat. Perjalanan panjang  pergaulan sosial yang dilalui sebuah komunitas membuat mereka berhasil menemukan cara dan tradisi yang tepat agar komunitasnya terus bertahan. Masyarakat Sasak memiliki sebuah fasilitas pergaulan bernama  Berugaq. Berugaq adalah sebutan oleh suku Sasak untuk sebuah tempat bersantai-santai (bale-bale, gazebo). Bentuk asli Berugaq memiliki sebuah lumbung di atasnya dan beratapkan alang-alang. Dahulunya, lumbung digunakan untuk menyimpan hasil panen sawah, biasanya berupa padi dan palawija lainnya. Saat ini bentuk Berugaq mengalami sedikit perubahan dan modifikasi; atap yang dulunya hanya menggunakan alang-alang kini digantikan dengan genteng (atau seng) sehingga tidak terdapat lagi lumbung di atasnya, namun di daerah-daerah tertentu seperti di sejumlah desa adat lumbung masih tetap dipertahankan.  Berugak bisa saja terdiri dari empat atau enam tiang. Berugaq menjadi tempat bergaul atau berkomunikasi  sepulang bekerja atau saat bersanta ketika saat istirahat. Tak jauh dari markas komunitas kampong media Abiantubuh, terdapat sebuah berugaq. Di berugak tersebut biasanya berkumpul komunitas  penyuka burung atau komunitas pemancing ikan. Berbagai macam tema pembicaraan bisa berlangsung di tempat tersebut. Awak KM juga sering menggunakan berugak sebagai tempat berkomunikasi (Sapwan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar