Kamis, 04 April 2013

BIL Beroperasi, Kesejahteraan Meningkat

LOMBOK TENGAH -- Sejak beroperasinya Bandara Internasional Lombok (BIL), tiga desa di kawasan tersebut sudah menikmati hasil. Terjadi peningkatan kesejahteraan dan pembangunan ekonomi. Kondisi keamanan di kawasan tersebut juga jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelum BIL beroperasi.
Tiga desa di kawasan BIL yakni Tanak Awu, Ketare dan Penujak kerap disorot akibat banyaknya keributan. Seiring dengan pembangunan di kawasan itu, desa di kawasan BIL itu berangsur membaik. Bahkan kini laju pembangunan di desa-desa itu meningkat pesat.
Pekerjaan pun terbuka lebar setelah BIL beroperasi. Para pemuda yang awalnya merantau ke Malaysia atau pengangguran kini memiliki pekerjaan. Tidak sekadar di dalam bandara, tapi seluruh pekerjaan yang mendukung sebuah kawasan bandara banyak diisi para pemuda setempat.
 “Sejak BIL ini dibangun dan dioperasikan, Alhamdulillah kesejahteraan kami meningkat dan terjamin.  Saya sendiri merasakan dampak BIL yang sangat positif. Banyak pemuda yang bekerja dan semangat untuk menempuh pendidikan tinggi,” kata Koordinator Kasir Tol Gate BIL Muazam Syah.
Selain diterima bekerja di BIL, kata Muazam, ada juga beberapa warga dari tiga desa itu mulai membuka usaha baru seperti berjualan di sekitar BIL. Warga yang membuka usaha di dalam BIL juga warga dari desa sekitar BIL. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi masyarakat meningkat.
Dari dampak itulah, pendidikan dan kesehatan dapat dinikmati dengan Mudah. Apalagi, disokong dengan program gubernur DR TGH Zainul Majdi atau TGB yaitu pendidikan dan kesehatan gratis.
“Jadi sangat banyak peran TGB dalam pembangunan BIL ini, dan dampaknya sekarang kami bisa rasakan,” ujarnya.
Kata dia, dukungan masyarakat desa Tanak Awu, Ketare dan Penujak dalam pembangunan serta beroperasinya BIL tidak diragukan lagi. Itu kemudian, disokong dengan kebijakan TGB untuk mempercepat akses transportasi tersebut. Menurut Muazam, beroperasinya BIL tidak lepas perang Gubernur NTB.
Gubernur melobi pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan. Selain itu berkat lobi gubernur pula BIL menjadi embarkasi penuh haji. Calon jamaah haji dari Lombok tidak perlu lagi ke Surabaya.
“Setelah TGB bergerak, progres pembangunan BIL ini luar biasa. Jadi, beliau banyak berperan penting dalam pembangunan dan pengoperasian BIL. Beliau pintar melobi ke pusat, ini bisa kita lihat hasilnya,” ujar Azam yang juga dari warga Ketare.
Menurut dia, kepemimpinan TGB harus dilanjutkan karena masih ada beberapa sarana dan prasarana serta infrastruktur BIL yang perlu ditambah. Melalui lobi ke pemerintah pusat, tentunya BIL akan menjadi bandara yang hampir sama dengan Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta.
Kalau kemudian NTB mendapatkan kepemimpinan yang baru, tentunya kebijakan yang ada pun ikut baru.
“Daripada ganti pemimpin, lalu ganti kebijakan, saya secara pribadi lebih baik lanjutkan TGB,” tegasnya.
Selama ini, terangnya pembangunan suatu daerah selalu terpotong-potong, tidak simultan. Akibatnya, ada beberapa pembangunan yang tidak bisa diselesaikan, bahkan tidak dilanjutkan kembali.
Langkah itulah, menurut Azam salah. Untuk itu, pihaknya berharap segala pembangunan yang ada di NTB ini tetap dilanjutkan oleh pemimpin yang ada saat ini (TGB).
“Kalau ganti yang baru, pasti ganti program yang baru juga,” ujarnya.
Setelah nantinya TGB sudah melanjutkan ikhtiar membangun NTB, pihaknya berharap agar TGB memperhantikan nasib peningkatan upah buruh. “Harapan saya pada TGB, UMP jangan berpihak pada pengusaha. Tapi, berpihak pada buruh,” katanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar