LOMBOK
TENGAH -- Sejak
beroperasinya Bandara Internasional Lombok (BIL),
tiga desa di kawasan tersebut sudah
menikmati hasil. Terjadi peningkatan kesejahteraan dan pembangunan ekonomi. Kondisi keamanan di kawasan
tersebut juga jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelum BIL beroperasi.
Tiga
desa di kawasan BIL yakni Tanak
Awu, Ketare dan Penujak kerap disorot akibat banyaknya keributan. Seiring dengan pembangunan di
kawasan itu, desa di kawasan BIL itu berangsur membaik. Bahkan kini laju
pembangunan di desa-desa itu meningkat pesat.
Pekerjaan
pun terbuka lebar setelah BIL beroperasi. Para pemuda yang awalnya merantau ke
Malaysia atau pengangguran kini memiliki pekerjaan. Tidak sekadar di dalam
bandara, tapi seluruh pekerjaan yang mendukung sebuah kawasan bandara banyak
diisi para pemuda setempat.
“Sejak BIL ini dibangun dan
dioperasikan, Alhamdulillah kesejahteraan kami meningkat dan terjamin. Saya sendiri merasakan dampak BIL yang sangat
positif. Banyak pemuda yang bekerja dan semangat untuk menempuh pendidikan
tinggi,” kata Koordinator Kasir
Tol Gate BIL Muazam Syah.
Selain diterima
bekerja di BIL, kata
Muazam, ada juga beberapa warga dari
tiga desa itu mulai membuka usaha baru seperti berjualan di sekitar BIL. Warga yang membuka usaha di dalam BIL juga warga dari desa sekitar
BIL. Dampaknya, pertumbuhan
ekonomi masyarakat meningkat.
Dari dampak itulah,
pendidikan dan kesehatan dapat dinikmati dengan Mudah. Apalagi, disokong dengan
program gubernur DR
TGH Zainul Majdi atau TGB
yaitu pendidikan dan kesehatan gratis.
“Jadi sangat banyak peran TGB dalam pembangunan
BIL ini, dan dampaknya sekarang kami bisa rasakan,” ujarnya.
Kata dia, dukungan
masyarakat desa Tanak Awu, Ketare dan Penujak dalam pembangunan serta beroperasinya
BIL tidak diragukan lagi. Itu kemudian, disokong dengan kebijakan TGB untuk
mempercepat akses transportasi tersebut. Menurut Muazam, beroperasinya BIL tidak lepas perang
Gubernur NTB.
Gubernur
melobi pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan. Selain itu berkat lobi
gubernur pula BIL menjadi embarkasi penuh haji. Calon jamaah haji dari Lombok
tidak perlu lagi ke Surabaya.
“Setelah TGB
bergerak, progres pembangunan BIL ini luar biasa. Jadi, beliau banyak berperan
penting dalam pembangunan dan pengoperasian BIL. Beliau pintar melobi ke pusat,
ini bisa kita lihat hasilnya,” ujar Azam yang juga dari warga Ketare.
Menurut dia, kepemimpinan
TGB harus dilanjutkan karena masih ada beberapa sarana dan prasarana serta
infrastruktur BIL yang perlu ditambah. Melalui lobi ke pemerintah
pusat, tentunya BIL akan menjadi bandara yang hampir sama dengan Bandara
Soekarno-Hatta di Jakarta.
Kalau kemudian NTB mendapatkan kepemimpinan yang baru,
tentunya kebijakan yang ada pun ikut baru.
“Daripada ganti
pemimpin, lalu ganti kebijakan, saya secara
pribadi lebih baik lanjutkan TGB,”
tegasnya.
Selama ini,
terangnya pembangunan suatu daerah selalu terpotong-potong, tidak simultan. Akibatnya,
ada beberapa pembangunan yang tidak bisa diselesaikan, bahkan tidak dilanjutkan
kembali.
Langkah itulah,
menurut Azam salah. Untuk itu, pihaknya berharap segala pembangunan yang ada di
NTB ini tetap dilanjutkan oleh pemimpin yang ada saat ini (TGB).
“Kalau ganti yang
baru, pasti ganti program yang baru juga,” ujarnya.
Setelah
nantinya TGB sudah melanjutkan ikhtiar membangun NTB, pihaknya berharap agar
TGB memperhantikan nasib peningkatan upah buruh. “Harapan saya pada TGB, UMP
jangan berpihak pada pengusaha. Tapi, berpihak pada buruh,” katanya