Pelisak baon batu, ndek ku gitak ndek kusadu "Begitu bunyi pepatah
sasak, yang menunjukkan betapa pembuktian menjadi penting daripada sekedar
bicara atau teori.
Biogas rumah atau yang
kita kenal dengan program BIRU, sangat mendapat respon positif dari masyarakt
yang sudah menggunakan biogas sebagai bahan bakar alternative untuk kebutuhan
akan energy bahan bakar untuk memasak. Bahan bakar yang berasal dari kotoran
sapi ini mampu memenuhi kebutuhan bahan bakar rumah tangga baik untuk kompor atau
lampu sehari-hari antara 4 (empat) sampai 8 jam sehari selama 20 tahun, tergantung
dari bangunan reactor yang dibangun.
Salah satu pengguna
biogas Inaq Gite 40 thn di desa Bonjeruk Lombok tengah mengatakan, sejak
menggunakan biogas semuanya jadi mudah dan hemat, karena gasnya tidak
habis-habis malah semakin sering dipakai semakin banyak gasnya. Dulu semua
orang jijik melihat kotoran sapi, tapi sekarang semua berlomba-lomba untuk
mengangkut kotoran sapi untuk kebutuhan sehari-hari. Lingkungan rumahnya jadi
bersih, kandang jadi bersih, dapur juga jadi bersih, kemudahan lain yang
dirasakan Inaq Gite jadi punya waktu lebih banyak untuk mengerjakan hal-hal
yang lain, karena memasak sebentar saja sudah cepat matang dengan biogas dan
tidak perlu repot mencari kayu bakar. Disamping itu, ampas biogas atau slury
dapat dimanfaatkan untuk kebun dan tanaman disekitarnya sebagai pupuk organic.
Beberapa tetangganya
yang dulu menolak untuk dipasangkan biogas sekarang malah ingin sekali memasang
biogas, sepertinya budaya dan prinsip masyarakat Lombok yang mengatakan
“Pelisak Baun Batu,,,,Mun ndek ku Gitak ndekku Sadu” masih kuat dan berlaku.
Bagaimana dengan anda?(inde)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar