Selasa, 06 November 2012

Teater Embrio pukau penonton


Abiantubuhnews. Mataram (6/11/12) Naskah Petang di Taman Karya Iwan Simatupang, ditampilkan secara sempuna oleh Teater Embrio. Pementasan yang dimulai tepat pukul 16.00 wita itu cukup ramai. Ratusan penonton yang memenuhi gedung pertunjukan Taman budaya Mataram tak beranjak hingga akhir pementasan. Pentas yang disutradarai Winsa itu menghadirkan Echa sang ungu sebagai Wanita, Salman Faris  sebagai lelaki setengah baya, Achim sebagai penjual balon dan Winsa sebagai orang tua.  Di belakang pangung terdapat ipang dan budi sebagai illustrator music, Rahman TB memegang laighting dan winsa tata artistic.
Teater Embrio didirikan di Mataram Lombok NTB 2000, Sebuah kelompok teater yang selaras dengan namanya , “embrio”nya lebih merupakan cikal bakal bagi kehidupan teater setelahnya. Bahwa siapapun yang mengolah diri di kelompok ini dapat menyerap tentang segala bentuk seluk-beluk piker laku teater untuk merentang jejak di waktu  dan medan  yang lain. Jadi Teater Embrio Lombok boleh saja ditamsil sebagai ruang kelas bagi dakian tingkat selanjutnya. Sebab itu setiap proses  produksi pentas yang dilakukan selalu menyeolahkan studi, workshop, serta pembentukan sikap.
Karya pentas Teater embrio Lombok selama ini mencoba menghadirkan lakon konsep terencana dan argumentative sehingga membuka ruang untuk didiskusikan sekaligus dipertanggungjawabkan. Segala soal dalam teater, tentulah. Mulai dari filosofi nilai yang tersirat dalam naskah, penyutradaraan, acting, atau tata artistic sampai masalah kecil yang mungkin diluar perhatian  banyak orang, tetap saja kelompok ini digarap sedetail mungkin. Satu suku kata dalam rangkaian dialog misalnya menjadi satu hal penting yang memperoleh posisi signifikan. Dan sebagainya.
Hingga hari ini lakon yang pernah dipentaskan antara lain “ insomnia” monolog adaptasi cerpen Sony Karsono (2000-2005) Mataram, Banjarmasin, Makassar, Negara, Jakarta) Malam Jahanam( Motinggo Busye), Petang di Taman(Iwan Simatupang), Dukun palsu(Moliere), Strategi Cupak (Winsa), Sau Lawan Satu (Winsa), Karya lakon Satu Lawan Satu (2009) memperoleh program hibah Seni karya Inovasi dari Yayasan Kelola yang dipentaskan di Teater Tertutup Taman Budaya NTB selama 6 hari berturut-turut, ditambah sehari di Kampung Punia Saba Mataram. Pertunjukan teater yang diakrabi pablik segala kalangan merupakan dambaan yang selama ini diimpikan juga diupayakan.
Sinopsis  Petang di Taman
Adalah Orang Tua, Lelaki Setengah Baya, Penjual Balon, dan wanita. Empat orang dalam persoalan pribadi masing-masing berupa peristiwa  yang pernah dialami. Trauma masa lalu itulah yang yang mengantar mereka menuju mimpi sekaligus harapan untuk(siapa tahu) dapat digapai di hari esok. Malah lebih dari itu, perburuan kebenaran individual  yang telah menjadi keyakinannya. Demi sebuah eksistensi yang dirindukan oleh setiap manusia. Secara tidak disengaja, keempatnya bertemu di sebuah taman. Meski tidak saling mengenal tapi percakapanpun terjadi juga. Mulanya tidak nyambung memang. Tapi justru  ketidaknyambungan itulah yang menjembatani komunikasi mereka. Sebab mereka  bebas merdeka untuk mencampuri setiap pembicaraan, setiap penghidupan yang kebetulan berlalu di taman itu.(weng) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar