Senja
yang sedari awal mendung, mengirim gerimis kecil ke salah satu sudut kota
Mataram. Tepatnya di wilayah lingkar selatan yaitu Karang Genteng dan Petemon. Suasana
gerimis tak menjadi penghalang bagi puluhan wisatawan untuk datang kelokasi sore itu. Dua mobil mewah berwarna silver, menurunkan
penumpang berwajah ceria. Seperti
dikomando, mereka yang turun langsung menyerbu deretan toko yang memajang
berbagai perhiasan berbahan mutiara. Mereka terpana memandangi perhisan
berbagai bentuk yang terpajang di etalase. Tidak lama perhiasan-perhiasan indah itu satu
persatu berpindah tangan. Para penjual menghitung berlembar-lembar uang sambil
tersenyum kepada para tamu dengan ramah.
Siapa
mengira, lokasi yang dulunya lebih dikenal sebagai kawasan rawan konflik , kini berubah menjadi salah satu lokasi yang selalu ramai
dikunjungi wisatawan, apalagi musim liburan. Banyak agen perjalanan wisata memasukkan jadwal
berkunjung ke lokasi ini dalam paket wisata mereka. Hasilnya bisa dilihat,
awalnya dua atau tiga toko perhiasan
yang muncul, kini telah berkembang biak menjadi puluhan toko. “Dulu tak ada
yang berjualan perhiasan di sini, para pedagang perhiasan ini langsung dor to dor mencari pembeli. Dimulai oleh beberapa orang
akhirnya rame juga yang berjualan” kata Muhlisin Azhar salah seorang tokoh
masyarakat Karang Genteng kepada KM. Komplek perdagangan perhisan
dan oleh-oleh ini berada tidak jauh dari pusat pemerintahan. Tak sulit mencari.
Lokasinya sangat strategis. Kalau anda mengitari Mataram dari lingkar selatan
maka sudah pasti anda akan melewati tempat ini.
Di lokasi yang sudah mulai ramai dikunjungi wisatawan ini, anda akan
menemukan berbagai macam oleh-oleh, mulai dari baju kaos, souvenir, serta perhiasan
berbahan dasar emas, perak dan mutiara.
Harga yang ditawarkan pun tidak terlalu mahal.
Muhlisin
Azhar menyadari betul bahwa ramainya para wisatawan yang bekunjung ke lokasi ini, tidak terlepas dari upaya
pemerintah mendatangkan ribuan wisatawan ke Nusa Tenggara Barat. Mereka yang
datang dengan tujuan MICE misalnya, jumlahnya bisa mencapai ribuan sekali
datang. “ Para pedangan mutiara yang
berkeliling sampai kewalahan mau berjualan kemana, karena semua hotel penuh
oleh tamu, kami sangat bersyukur dengan upaya pemerrintah tersebut, kata lelaki
dua anak ini. Menurutnya lebih dari 70%
penduduk Karang Genteng menggeluti bisnis perhisan. Mereka yang tak punya toko
sebagai tempat mangkal, berkeliling menjemput bola, mencari para pembeli ke
lokasi-lokasi yang ramai dikunjungi wisatawan.
Di lokasi ini, para tamu yang berkunjung bisa dibilang semuanya berbelanja karena
banyak alternative pilihan perhiasan, mau yang murah ? beilah perhiasan mutiara
air tawar dengan berbagai motif yang unik dan menarik. Kalau sedang berkantong
tebal, silahkan membawa pulang mutiara mahal berharga puluhan juta sebagai
oleh-oleh.
Para
pedagang di lokasi ini memang terkenal tangguh dan pekerja keras. Sebelum
Pariwisata boming di tahun 80an, mereka adalah pedagang kain
yang menjelajahi Bali, dan Sumbawa. Mereka pergi berhari-hari meninggalkan
kampong halaman. Jika barang sudah menipis mereka pun pulang untuk berbelanja
sekaligus berkumpul dengan keluarga.
Kini Karang Genteng sudah
berubah. Jika anda ingin melihat keberhasilan program Visit Lombok Sumbawa,
maka lihatlah geliat lokasi ini. Toko-toko perhisana yang berderet tumbuh cepat
seiring meningkatnya jumlah wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar