Senin, 05 November 2012

Geliat MICE berdampak manis




Senja yang sedari awal mendung, mengirim gerimis kecil ke salah satu sudut kota Mataram. Tepatnya di wilayah lingkar selatan yaitu Karang Genteng dan Petemon. Suasana gerimis tak menjadi penghalang bagi puluhan  wisatawan untuk datang kelokasi sore itu.  Dua mobil mewah berwarna silver, menurunkan penumpang  berwajah ceria. Seperti dikomando, mereka yang turun langsung menyerbu deretan toko yang memajang berbagai perhiasan berbahan mutiara. Mereka terpana memandangi perhisan berbagai bentuk yang terpajang di etalase.  Tidak lama perhiasan-perhiasan indah itu satu persatu berpindah tangan. Para penjual menghitung berlembar-lembar uang sambil tersenyum kepada para tamu dengan ramah.

Siapa mengira, lokasi yang dulunya lebih dikenal sebagai kawasan rawan konflik ,  kini berubah  menjadi salah satu lokasi yang selalu ramai dikunjungi wisatawan, apalagi musim liburan. Banyak  agen perjalanan wisata memasukkan jadwal berkunjung ke lokasi ini dalam paket wisata mereka. Hasilnya bisa dilihat, awalnya dua  atau tiga toko perhiasan yang muncul, kini telah berkembang biak menjadi puluhan toko. “Dulu tak ada yang berjualan perhiasan di sini, para pedagang perhiasan ini langsung dor to dor  mencari pembeli. Dimulai oleh beberapa orang akhirnya rame juga yang berjualan” kata Muhlisin Azhar salah seorang tokoh masyarakat Karang Genteng kepada KM. Komplek perdagangan perhisan dan oleh-oleh ini berada tidak jauh dari pusat pemerintahan. Tak sulit mencari. Lokasinya sangat strategis. Kalau anda mengitari Mataram dari lingkar selatan maka sudah pasti anda akan melewati tempat ini.  Di lokasi yang sudah mulai ramai dikunjungi wisatawan ini, anda akan menemukan berbagai macam oleh-oleh, mulai dari baju kaos, souvenir, serta perhiasan berbahan dasar  emas, perak dan mutiara. Harga yang ditawarkan pun tidak terlalu mahal.
Muhlisin Azhar menyadari betul bahwa ramainya para wisatawan yang bekunjung  ke lokasi ini, tidak terlepas dari upaya pemerintah mendatangkan ribuan wisatawan ke Nusa Tenggara Barat. Mereka yang datang dengan tujuan MICE misalnya, jumlahnya bisa mencapai ribuan sekali datang.  “ Para pedangan mutiara yang berkeliling sampai kewalahan mau berjualan kemana, karena semua hotel penuh oleh tamu, kami sangat bersyukur dengan upaya pemerrintah tersebut, kata lelaki dua anak ini.  Menurutnya lebih dari 70% penduduk Karang Genteng menggeluti bisnis perhisan. Mereka yang tak punya toko sebagai tempat mangkal, berkeliling menjemput bola, mencari para pembeli ke lokasi-lokasi yang ramai dikunjungi wisatawan.
 Di lokasi ini, para tamu yang berkunjung  bisa dibilang semuanya berbelanja karena banyak alternative pilihan perhiasan, mau yang murah ? beilah perhiasan mutiara air tawar dengan berbagai motif yang unik dan menarik. Kalau sedang berkantong tebal, silahkan membawa pulang mutiara mahal berharga puluhan juta sebagai oleh-oleh. 
Para pedagang di lokasi ini memang terkenal tangguh dan pekerja keras. Sebelum Pariwisata boming  di tahun 80an, mereka adalah pedagang kain yang menjelajahi Bali, dan Sumbawa. Mereka pergi berhari-hari meninggalkan kampong halaman. Jika barang sudah menipis mereka pun pulang untuk berbelanja sekaligus berkumpul dengan keluarga.  Kini  Karang Genteng sudah berubah. Jika anda ingin melihat keberhasilan program Visit Lombok Sumbawa, maka lihatlah geliat lokasi ini. Toko-toko perhisana yang berderet tumbuh cepat seiring meningkatnya jumlah wisatawan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar