Abiantubuhnews.(24/11/12). Banyak sekali tradisi positif peninggalan leluhur yang masih bertahan dan dilaksanakan oleh komunitas
masyarakat. Tradisi tersebut memiliki nilai sakral, menyimpan makna yang dalam
bagi kelangsungan hidup bermasyarakat. Di
salah satu sudut kota Mataram, tepatnya di lingkungan Karang Bata-Abiantubuh
Baru sebuah tradisi lama masih bisa
bertahan. Tradisi lama Islam Sasak tersebut adalah mubur. Tradisi yang bisa
mempererat persatuan dan kesatuan warga ini, telah berlangsung cukup lama,
sejak kampung tersebut mulai ditinggali warga . Seminggu sebelumnya, melalui corong masjid ba’da shalat jum’at, saat seluruh warga pria datang menunaikan shalat wajib setiap
minggu itu, permakluman pun dikumandangkan.
“ kepada seluruh
warga, kami permaklumkan. Minggu depan kita akan melaksanakan tradisi warisan
leluhur yaitu mubur. Oleh sebab itu kepada semua warga diharapka ikut berpatisipasi . beberapa hari
kedepan kita mengumpulkan dana untuk kegiatan tersebut” kata imam shalat yang waktu itu adalah TGH
Aminullah. Selanjutnya menjelang perayaan radisi tersebut beberapa petugas disebar berkeliling kampung untuk
mengumpulkan angaran dengan menggali partisipasi warga. Setelah dana terkumpul,
beberapa orang tokoh masyarakat merencanakan apa saja yang harus disiapkan
dalam rangka mensukseskan perayaan tersebut.
Tiba pada saat hari H mubur
tersebut. Warga mulai sibuk sejak
pagi hari. Ragi dari sajian utama perayan tersebut mulai di siapakan. Sajian utamanya
adalah bubur. Bubur yang dibuat merupakan bubur istimewa. Bubur ini menjadi
sangat istimewa karena didalamnya terdapat bermacam-macam rempah dan tumbuhan
berkhasiat obat. Bubur mulai dibuat
sejak pagi dan disajikan sore atau malam hari.
Tradisi mubur tahun ini dilaksanakan usai shalat isya di
masjid Subulassalam karang bata. Mubur
sebagai tradisi tahunan menjadi ajang silaturrahmi warga. Selepas isya, Jumat
23 November 2012, warga mulai berbondong-bondong
untuk menhadiri perayaan tersebut. Masjid Subulussalam menjadi ramai tak seperti hari-hari biasa.
Sebuah spanduk dibuat dengan menggunakan
layar LCD projector terpampang di atas
mimbar bertuliskan “ ACARA MUBUR 10 MUHARRAM “. Musik religi menyambut
kedatangan para warga bergema ke penjuru kampung. Meriah.
Rentetan acara yang dimulai dengan pembukaa dan dilajutkan
dengan ceramah tersebut dihadiri juga oleh Lurah Abiantubuh Baru, Camat
Sandubaya, serta bapak walikota Mataram. Dalam sambutannya walikota Mataram mengatakan bahwa tradisi leluhur semacam ini
memang penting dirawat dan dilestarikan.
“ pada sepuluh
Muharram ini, mari kita tingkatkan ukuwah Islamiyah kita, semangat hijrah
Rasulullah kita teladani kembali. Yang kurang kita tingkatkan, yang bengkok
kita luruskan yang renggang mari kita rapatkan kembali. Semua itu harus dilandasi
dengan iman dan taqwa. “ kata walikota yang biasa dipanggil ustdz tersebut
TGH Aminullah dalam
kesepatan tersebut memberikan ceramah singkat yang intinya mengharapkan hal
yang sama. persaudaran yang terjalin harus kemabli dieratkan agar bisa meraih
kemajuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar