Senin, 09 September 2013

Pedagang jujur dari Ampenan


Saat berbelanja di manapun, kita pasti ingin agar penjualnya adalah orang yang jujur dan menguntungkan bagi pembeli.  Pedagang yang jujur bisa menjadi sahabat akrab para konsumen. Ia sangat disukai. Karena pedagang jujur memberi pelayanan yang baik kepada konsumen, secara berantai konsumen saling menceritakan best practic  tersebut kepada konsumen lain.
Secara bisnis kejujuran itu menguntungkan. Tapi tidak banyak para pedagang yang jujur. Pedagang yang tak jujur selalu punya cara agar semua barangnya laku meskipun barangnya sudah rusak. Kita tidak ingin tertipu, membeli kucing dalam karung. Barang yang jelek dikatakan bagus, barang lama dikatakan stok baru. Barang yang sudah rusak dicampur dengan yang masih bagus. Kecenderungan menimbun keuntungan membuat banyak pedagang  berprilaku tidak jujur kepada pembeli.
Suatu hari, saya belanja kertas dan pergi ke Ampenan untuk mencarinya. Saya memilih sebuah toko yang pemiliknya keturunan Arab bernama  toko Matrik. Toko Matrik  tempat yang tepat untuk memilih kertas yang saya cari. Bagi saya toko Matrik yang terletak di deretan bangunan-bangunan itu, adalah toko kertas terlengkap di daerah ini. Di toko ini anda akan bertemu dengan para pekerja percetakan dan sablon yang sehari-hari bergelut dengan kertas dan tinta sablon. Salah satu keunikan di toko ini adalah, anda tidak akan mendapatkan pelayanan saat adzan Zuhur berkumandang. Toko ini akan tutup saat waktu ibadah tiba, seramai dan sesibuk apapun pembeli yang datang. Ibadah kepada Tuhan lebih penting dari sekedar keuntungan bisnis. Jangan minta dilayani, anda justru akan diajak berlari ke masjid. Saat memilih kertas yang saya cari, ada dua tumpukan kertas sejenis tapi harganya berbeda. Saat bertanya kepada penjaga toko tersebut menjelaskan dengan tersenyum.  “ Barang ini sama jenisnya, kualitasnya juga sama pak,tapi harganya berbeda. Yang sebagian ini harganya sudah naik dari Jawa, sedangkan yang sebagian ini sisa barang kemaren” katanya. Saya tertegun. Jujur sekali pedagang ini. Kalau hanya mau cari untung,  tentu ia akan segera menaikkan harga barang lama. Ia bisa meraup keuntungan besar karena harga barang memang sudah naik. Dulu ia beli lebih dengan modal yang lebih murah, sekarang modalnya sudah naik maka konsekwensinya harga barang memang harus dinaikkan. Sebutkan saya toko mana yang bisa jujur dan terbuka kepada pembeli seperti itu, maka saya akan memilih belanja di sana. Di tengah kecenderungan orang-orang yang hanya mencari keuntungan ternyata masih ada pedagang yang berbisnis mencontoh nabi.
Mencari untung sebesar-besarnya mutlak bagi seorang pedagang. Yang penting tetap di jalur yang tidak bertentangan dengan aturan-aturan yang ada. Menimbun lalu menaikkan harga di saat barangnya langka, adalah contoh yang terlihat jelas didepan kita. Mulai dari pedagang di kampung-kampung kecil, hingga cukong besar, cara menimbun barang ini sangat popular. Disaat orang-orang butuhlah barang-barang itu dikeluarkan. Dari kisah pedagang jujur ini para pedagang perlu belajar. Jangan mencampur adukkan kejujuran dengan ketidakjujuran. ()

Tidak ada komentar:

Posting Komentar