Saat berbelanja di manapun, kita pasti ingin agar penjualnya adalah orang yang jujur dan menguntungkan bagi pembeli. Pedagang yang jujur bisa menjadi sahabat akrab para konsumen. Ia sangat disukai. Karena pedagang jujur memberi pelayanan yang baik kepada konsumen, secara berantai konsumen saling menceritakan best practic tersebut kepada konsumen lain.
Secara bisnis kejujuran itu
menguntungkan. Tapi tidak banyak para pedagang yang jujur. Pedagang yang tak
jujur selalu punya cara agar semua barangnya laku meskipun barangnya sudah
rusak. Kita tidak ingin tertipu, membeli kucing dalam karung. Barang yang jelek
dikatakan bagus, barang lama dikatakan stok baru. Barang yang sudah rusak
dicampur dengan yang masih bagus. Kecenderungan menimbun keuntungan membuat banyak
pedagang berprilaku tidak jujur kepada
pembeli.
Suatu hari,
saya belanja kertas dan pergi ke Ampenan untuk mencarinya. Saya memilih sebuah
toko yang pemiliknya keturunan Arab bernama
toko Matrik. Toko Matrik tempat
yang tepat untuk memilih kertas yang saya cari. Bagi saya toko Matrik yang
terletak di deretan bangunan-bangunan itu, adalah toko kertas terlengkap di
daerah ini. Di toko ini anda akan bertemu dengan para pekerja percetakan dan
sablon yang sehari-hari bergelut dengan kertas dan tinta sablon. Salah satu
keunikan di toko ini adalah, anda tidak akan mendapatkan pelayanan saat adzan
Zuhur berkumandang. Toko ini akan tutup saat waktu ibadah tiba, seramai dan
sesibuk apapun pembeli yang datang. Ibadah kepada Tuhan lebih penting dari
sekedar keuntungan bisnis. Jangan minta dilayani, anda justru akan diajak
berlari ke masjid. Saat memilih kertas yang saya cari, ada dua tumpukan kertas
sejenis tapi harganya berbeda. Saat bertanya kepada penjaga toko tersebut
menjelaskan dengan tersenyum. “ Barang
ini sama jenisnya, kualitasnya juga sama pak,tapi harganya berbeda. Yang
sebagian ini harganya sudah naik dari Jawa, sedangkan yang sebagian ini sisa
barang kemaren” katanya. Saya tertegun. Jujur sekali pedagang ini. Kalau hanya
mau cari untung, tentu ia akan segera
menaikkan harga barang lama. Ia bisa meraup keuntungan besar karena harga
barang memang sudah naik. Dulu ia beli lebih dengan modal yang lebih murah,
sekarang modalnya sudah naik maka konsekwensinya harga barang memang harus
dinaikkan. Sebutkan saya toko mana yang bisa jujur dan terbuka kepada pembeli
seperti itu, maka saya akan memilih belanja di sana. Di tengah kecenderungan
orang-orang yang hanya mencari keuntungan ternyata masih ada pedagang yang
berbisnis mencontoh nabi.
Mencari
untung sebesar-besarnya mutlak bagi seorang pedagang. Yang penting tetap di
jalur yang tidak bertentangan dengan aturan-aturan yang ada. Menimbun lalu
menaikkan harga di saat barangnya langka, adalah contoh yang terlihat jelas
didepan kita. Mulai dari pedagang di kampung-kampung kecil, hingga cukong
besar, cara menimbun barang ini sangat popular. Disaat orang-orang butuhlah
barang-barang itu dikeluarkan. Dari kisah pedagang jujur ini para pedagang
perlu belajar. Jangan mencampur adukkan kejujuran dengan ketidakjujuran. ()
Tidak ada komentar:
Posting Komentar