Batik kini sudah mendunia. Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) Jumat 2 Oktober 1999 telah menetapkan batik sebagai warisan budaya milik Indonesia. Penetapan tersebut merupakan moment yang dinanti-nantikan oleh seluruh penduduk di negeri ini. Tanggal tersebut pun dijadikan sebagai hari batik nasional. Di NTB, industri batik sudah mulai menggeliat. Pemerintah telah melakukan upaya upaya agar industri batik di NTB bisa bangkit dan lebih dikenal. Salah satu pengrajin batik yang mulai menampakkan hasilnya adalah REMBITAN SASAK. Usaha batik yang berawal dari hobi melukis ini, kini telah mulai banyak dikenal masyarakat. Perintis usaha batik ini adalah seorang guru di SMP 7 Pujut bernama Pak Syamsir. Sehari-hari ia mempekerjakan 16 orang karyawan di workshop batiknya yang berlokasi di Jalan Pariwisata KM 7 Rambitan Kuta Lombok Tengah. Karyawan yang di perusahaannya diberi upah mulai dari satu juta hingga dua juta rupiah. “ Gaji yang diberikan kepada karyawan kami tergantung lama atau tidaknya mereka bekerja, kami mempekerjakan para pemuda yang berada di sekitar tempat usaha ” kata Syamsudin salah satu Karyawan, putra pemilik usaha kepada KM. Bahan baku pembuatan batik seperti kain dan lilin malam didatangkan dari pulau Jawa.
Meski masih tergolong baru, namun
pemerintah terus mendorong agar batik khas NTB ini. REMBITAN SASAK telah ikut
berpameran di berbagai tempat seperti di Sumbawa, Bogor, Bandung, bahkan di Istana Negara. Selain berpameran, usaha
batik ini juga telah mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas di Denpasar
Bali. “Kami telah banyak mendapatkan perhatian pemerintah, baik itu pemerintah
kabupaten maupun pemerintah provinsi. Salah
satu harapan saya adalah ingin punya butik sendiri” kata Syamsudin disela-sela
kesibukannya menyapa pengunjung pameran di Mataram (wan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar