Sabtu, 07 September 2013

Musik Malam Abiantubuh



Malam hari menjadi saat bergaul dan bersenda gurau bagi banyak orang. Yang punya uang akan pergi mencari hiburan dengan berjalan-jalan atau nongkrong di café sambil menikmati music. Sekelompok anak muda Abiantubuh Karang Bata, biasanya nongkrong di pinggir jalan sambil bermusik. Mereka akan menggunakan kesempatan tersebut sebagai ajang bercengkrama sebab siangnya tidak bisa bertemu karena katifitas berbeda. Mereka mulai bermusik sudah cukup lama, sekitar awal tahun 1990. Meski tak satu pun dari anak-anak muda tersebut yang pernah mengenyam pendidikan bermusik, namun ketekunan mereka belajar secara autodidak, membuat sebagian dari mereka mahir memainkan alat-alat music. Merun misalnya, kepiawiannya memainkan guitar membuat dia menjadi player beberapa album music lokal. Dari generasi yang muncul tahun 1990an itu banyak yang kemudian bermain music secara professional dan mendapat bayaran. Ada yang bermain dari café ke café, ada yang bermusik di acara perkawinan, kecimol, panggung konser, bahkan mengikuti berbagai festival. Sabarudin, salah seorang di antara mereka bahkan menerima job hingga menyeberang ke Gili Trawangan bahkan pulau Sumbawa. Para perintis music awal tersebut seperti Sabarudin, Adi, Akim Babakan, Kenjol, Jum Enjong mendirikan Grup Musik Bernama “Pagah Band” . Grup ini bubar setelah sebagian besar personilnya merantau ke Malaysia.  
Belakangan saat music Underground merebak, anak-anak muda karang bata tak keinggalan. Muncullah  generasi bermusik dengan warna yang berbeda. Mereka memainkan music sangar. Para Pemuda mendirikan grup-grup music berwarna keras, seperti kelompok Hardcore, Kelompok Blac Metal, Kelompok Death Metal, Kelompok Punk dan lain-lain. Musik Sangar ini dibawa dedengkot Musik metal Lombok asal Kamasan, Bang Don namanya. Kalau tak salah lebih dari delapan grup music metal lahir di Karang Bata. Mereka tampil di panggung-panggung parade music yang sealiran dengannya di Mataram, Praya dan Selong. Pelahan Musik Metal mulai ditinggalkan. Meskipun banyak yang berhenti karena berbagai kesibukan, beberapa musisi dan kelompok masih aktif berlatih dan kerap tampil di berbagai tempat. Trend music metal berlalu, muncullah trend baru bernama Musik Reggae.  
Demam Reggae merambah semua kalangan. Anak-anak SD di Abiantubh tergila-gila kepada  music yang identik dengan Bob Marley dan ganja ini. Banyak anak-anak muda kemudian menjadi fans Fanatik musisi reggae lokal seperti Amtenar, Joe Melow, Richard dll.
Sebetulnya, bermain music bagi anak-anak Abiantubuh Karang Bata bukan hal baru, bermusik telah dilakoni secara turun temurun. Saat music modern belum begitu berkembang, kelompok music tradisional telah ada dan eksis menghibur masyarakat. Itu terjadi kira kira pertengahan tahun 60-an. Saat saya masih kecil (tahun 1978), saya menemukan peralatan music seperti gendang dan alat lain tergantung banyak sekali. Para orang tua waktu itu sangat mahir memainkan music tradisional. Sekitar tahun 70an music modern mulai banyak dimainkan di kampung. Salah satu grup music yang berdiri saat awal itu konon bernama “Orkes Melayu Embun Pagi “ para musisinya saat ini banyak yang sudah wafat.
Di zaman ini, meski trend music sudah berganti-ganti, generasi tahun 90an masih banyak memainka music dangdut. Dangdut memang tak pernah mati. Malam itu(7/Sept) Kampung Media ikut larut saat mereka memainkan lagu-lagu melayu. Ditemani rokok dan kopi, yang hadir terbius oleh permainan mereka. (wan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar