Sore baru saja di guyur hujan (21/5/213). Beberpa tempat masih
digenangi air. Melintasi kampung Selagalas, kampung media menyempatkan diri
untuk masuk di pasar Hewan Selagalas yang pada hari itu sedang buka atau hari
pasaran. Suasana pasar degan jalannya
yang sempit itu tampak padat oleh kendaraan. Mulai dari mobil-mobil yang
digunakan untuk mengangkut sapi dari berbagai tempat, mobil para pedagang,
hingga deretan motor terlihat parkir di depan pasar. Papan Plank
bertuliskan Pasar Hewan tepat di
tengah-tengah pasar. Setelah memarkir motor, Kampung media langsung bergerak
menuju ke dalam. Aroma kotoran sapi langsung menusuk hidung. Seperti layaknya
pasar suara keramaian orang bertransaksi mendominasi. Ratusan sapi memang
berada di dalam pasar. Meski tertulis Pasar Hewan, namun pasar ini memang lebih
banyak diisi oleh ternak sapi. Para pedagang
dan makelar berbaur, para penjual dan pembeli ternyata langsung melakukan
pembayaran di tempat itu juga. Tidak melalui rekening seperti pembayaran sapi
yang dilakukan Ahmad Fathanah yang sedang ngetren dibicarakan media itu. Yang unik adalah
pakaian yang digunakan oleh sebagian besar orang di pasar hewan tersebut bisa
dibilang sama. Celana pendek, sarung baju dan sebuah songkok. Keunikan lain
yang tidak dibayangkan sebelum memasuki areal pasar adalah bahwa didalam pasar
terdapat berbagai macam dagangan. Tentu yang wajib ada adalah para penjual
kuliner. Setidaknya para penjual atau calo butuh ngopi sebelum atau setelah
mereka beraktifitas. Di ujung utara parker dalam pasar terdapat berbagai macam
dagangan. Jam tangan, kepingan VCD khusus lagu-lagu Sasak, minyak wangi, kitab
atau buku-buku agama, hingga barang-barang fhasion. Pasar yang tidak buka
setiap hari memang menjadi berkah bagi banyak orang, tidak hanya para peternak
atau makelar sapi. Di dalam pasar terdapat transakisi ratusan juta bahkan
milyaran pada hari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar