KM Abiantubuh. (4/8). Magrib mengusir senja pelahan. Adzan
berkumandang, sahut menyahut antara masjid yang satu dengan lainya. Orang-orang
yang berdiri di jalan, berlarian kerumah masing-masing, berkumpul dengan
keluarga, guna menikmati santapan berbuka dalam kehangatan keluarga. Malam ini
merupakan malam ke 27 bulan suci Ramadhan. Tidak terasa, waktu berputar. Baru kemaren
rasanya sidang isbat penentuan awal puasa. Kini keindahan Ramada sudah di
pengujung waktu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, masyarakat Abiantubuh memiliki
tradisi menyalakan lampu atau di kampung Karang Bata disebut dengan dile
jojor,ba’da maghrib, menjadi saat yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka akan
menyalakan lampu dile jojor lalu
memasangnya di sudut-sudut rumah, di gudang, di tempat kerja atau di tempat di mana
barang-barang diletakkan. Maleman pituk
likur, begitu orang Abiantubuh Karang
Bata menyebutnya. Dulu pada saat menjelang berbuka, maleman pituk likur akan
ditandai dengan zikiran atau berbuka bersama di masjid. Lalu cahaya dile jojor
akan menghiasi sudut-sudut kampung. Indah sekali. (Rajai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar