Rabu (18/12/13) tadi pagi, aula kantor camat Sandubaya
Mataram dipenuhi tamu undangan. Mereka yang hadir berasal dari unsur TOGA,TOMA
dan pemuda. Kehadiran para undangan yang dataang dari semua kelurahan di
wilayah kecamatan Sandubaya tersebut dalam rangka mengikuti proses MPBM
(Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat) Evaluasi tahun 2013. Kegiatan ini
berlangsung cukup meriah meski beberapa SKPD tidak hadir. Yang paling Ironis
adalah ketidakhadiran dinas pertamanan kota Mataram. Dikatakan ironis karena
letak lokasi acara dengan kantor Pertamanan sekitar 50 Meter. Sangat dekat. Selain
itu ada pula wakil SKPD yang datangnya terlambat, persis saat kepala kecamatan Sandubaya
menutup acara tersebut. Wasiltul Khair yang hadir dalam kesempatan tersebut
menyesalkan sikap SKPD yang tidak mau hadir. Seorang ibu dari keluraha Turida
malah dengan sangat kesal menggerutu karena acara molor hampr 2 jam karena Banyak SKPD belum hadir. "Mestinya kita lebih disiplin, kapan kita maju kalau begini" kata ibu yang tak mau disebut namanya tersebut. Acara Musyawarah ini, mengupas berbagai program yang telah dilakukan SKPD. Acara dibuka dan di tutup oleh camat Sandubaya.(wan)
Rabu, 18 Desember 2013
Senin, 16 Desember 2013
Curanmor Resahkan Warga Abiantubuh
gambar dari internet |
Malam dengan guyuran hujan biasanya mengundang kantuk dan
orang malas keluar rumah. Lebih banyak penduduk yang berangkat ke peraduan
lebih awal. Kampung akan terasa sunyi walaupun jam baru saja menunjukkan angka
pukul 22.00 wita. Kondisi ini memicu terjadinya aksi kejahatan. Di Karang Bata
selatan beberapa rumah yang menaruh tabung gasnya di luar, pagi harinya harus
kecewa karena tabung penyimpan gas itu raib digondol maling.Beberapa rumah juga
sudah kehilangan sepeda Motor. Tadi malam (15/12) salah satu rumah kehilangan 3
motor sekaligus. Pencuri diperkirakan mengambil motor sekitar pukul 02.00 dini
hari tadi. Rumah yang disatroni “pekerja malam” itu milik ibu Karyati, pengusaha
warung makan depan masjid Al-Iman. Menurut ibu Halimah, motor yang dicuri
letaknya di tempat yang sangat aman. “padahal motor itu sudah terkunci dna
diletakkan paling dalam” kata ibu Halimah salah seorang tetangga korban. Ibu
Marzuki guru Madarsah NW Karang Bata memberi pendapat, bahwa kemanan harus
dijaga. “Kondisi sekarang yang sudah tidak aman ini, kita sebaiknya
mengaktifkan ronda malam”katanya kepada KM(rajai)
Minggu, 15 Desember 2013
Air PDAM Menag Mataram Normal lagi
Masyarakat Abiantubuh terutama para pengguna layanan PDAM,
kini bisa sedikit lega. Pasalnya air yang beberapa lalu dikeluhkan macet kini sudah bisa normal
kembali. Sejak seminggu yang lalu air yang keluar dari pipa PDAM di wilayah
Abiantubuh memang macet. Para pelanggan dibuat repot terutama di pagi hari. Biasanya
pagi hari orang berebut untuk ke belakang sebelum shalat Subuh. Menurut informasi,
macetnya air di kran PDAM disebabkan adanya perbaikan. Informasi tersebut
mungkin benar. Di trafficligth perempatan jalan Brawijaya dan Sriwijaya memang
ada galian besar. Galian tersebut sangat mengganggu pengguna jalan. Tanah hasil
galian yang menumpuk dibiarkan begitu saja. Saat panas tanah tersebut mengirim
debu kesegala arah. Saat hujan, tanah galian tersebut menjadi lumpur becek. Kini
jalan yang perbaiki setelah digali tersebut sudah bisa dipakai walaupun
kondisinya masih tidak layak. “Sekarang air PAM sudah bisa mengalir dengan baik”
kata sarbini salah seorang pelanggan PDAM kepada KM sabtu kemaren(wan)
Perjalanan Ke Sembalun
Awal Desember lalu, KM Abiantubuh menyempatkan diri untuk
melakukan perjalanan mengelilingi kaki Rinjani. Start dari Mataram pukul 09.00
wita, perjalanan diliputi langit yang agak mendung. Bersama Fathul Rakhman
wartawan Lombok post saya menikmati perjalanan menaiki motor matic pagi tu. Dari
Mataram dilanjutkan ke desa budaya di Lenek. Dari Lenek perjalanan dilanjutkan sekitar pukul
sebelas. Langit yang tadinya mendung kini membagi gerimis. Perjalanan dilanjutkan
ke Sembalun. Terasa betul motor yang kami kendarai kelelahan. Pada saat jalan
menanjak tajam dari pintu gerbang taman nasional Rinjani di Sapit, saya
terpaksa harus turun dan jalan kaki. Cuaca yang bersih membuat badan terasa segar. Perjalannan memasuki
hutan lindung seperti memasuki ruang ber AC. Dingin. Mata dimanjakan oleh warna
hijau. Kepenatan sehari-hari didepan komputer terasa hilang. Jalanan menuju
sembalun rata-rata mulus dan terawat. Di beberapa titik, saya menemukan orang
sedang menimbun lubang-lubang. Ada banyak sekali pohon-pohon tua dan pohon yang
tumbang di pinggir jalan. Sepanjang perjalanan
rasa kagum dan syukur kepada ciptaan Allah yang Maha sempurna mewujud dan
menyeruak dalam hati. Di gerbang Sembalun, ada sebuah posko tempat orang-orang
berhenti sejenak sebelum menuruni tanjakan. Dari tempat itu, kita bisa
menikamti jalanan berkabut. Orang-orang dari luar daerah, banyak yang berfoto
di tempat tersebut. Dan kami tiba di Sebalun menjelang tengah hari. Rencananya,
di Sembalun kami akan menemui salah seorang tokoh. Karena tokoh tersebut belum
kami tahu rumahnya, maka kepada salah seorang berpakaian satpam kami bertanya. “Mamik
rumahnya di Sembalun Lawang” kata salah seorang diantara mereka (10/12), sambil
menyuruh kami menanyakan nomer HP orang yang kami cari. (wan)
Gurihnya Sate Sisok
Musim penghujan seperti saat ini, banyak aktifitas tidak
bisa dilakukan oleh masyarakat. Para pembuat
kerupuk atau manisan yang membutuhkan sinar matahari harus mogok kerja. Tapi
tidak dengan Inaq Is. Saat musim penghujan ini dia memanfaatkan waktu untuk
mencari sisok (keong) di sawah. Keong ini direbus. Setelah matang keong
dikeluarkan dari cangkangnya. Isi keong ini kemudian ditusuk speerti sate. Setelah itu Inaq Isnaen membuat sambalnya. Maka
jadilah sate sisok. Sate sisok ini termasuk masakan paforit karena rasa
bumbunya yang hangat. Bumbu sate ini memang dibuat dari bahan rempah seperti
kunyit kemiri dan bahan-bahan lainnya. Selain itu, sate sisok ini digemari
semua kalangan karena harganya yang murah.
“Sate sisok ini saya jula limaratus rupiah per tusuk “ kata
Inaq Isnaen kepada KM saat dia menitipkan satenya disebuah warung pinggir
jalan.
Sate sisok merupakan salah satu sajian makanan yang bisa disajikan
bersama nasi, atau dimakan tersendiri. Bumbu sate ini diwariskan secara turun
temurun. Warna bumbu yang agak kekuningan menggugah selera makan. Satu orang
bisa menghabiskan sepuluh tusuk sekali makan.
Langganan:
Postingan (Atom)