Musim penghujan seperti saat ini, banyak aktifitas tidak
bisa dilakukan oleh masyarakat. Para pembuat
kerupuk atau manisan yang membutuhkan sinar matahari harus mogok kerja. Tapi
tidak dengan Inaq Is. Saat musim penghujan ini dia memanfaatkan waktu untuk
mencari sisok (keong) di sawah. Keong ini direbus. Setelah matang keong
dikeluarkan dari cangkangnya. Isi keong ini kemudian ditusuk speerti sate. Setelah itu Inaq Isnaen membuat sambalnya. Maka
jadilah sate sisok. Sate sisok ini termasuk masakan paforit karena rasa
bumbunya yang hangat. Bumbu sate ini memang dibuat dari bahan rempah seperti
kunyit kemiri dan bahan-bahan lainnya. Selain itu, sate sisok ini digemari
semua kalangan karena harganya yang murah.
“Sate sisok ini saya jula limaratus rupiah per tusuk “ kata
Inaq Isnaen kepada KM saat dia menitipkan satenya disebuah warung pinggir
jalan.
Sate sisok merupakan salah satu sajian makanan yang bisa disajikan
bersama nasi, atau dimakan tersendiri. Bumbu sate ini diwariskan secara turun
temurun. Warna bumbu yang agak kekuningan menggugah selera makan. Satu orang
bisa menghabiskan sepuluh tusuk sekali makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar