Kampung Karang Bata, awalnya banyak dikenal dengan industri kerajinan bata dan genteng. Pemberian nama Karang Bata sebagai nama kampung, bukalah sebuah kebetulan, namun karena di kampung ini, pernah menjadi pusat produksi bata genteng yang cukup terkenal. Sekitar 500 kepala keluarga, dulunya menggantungkan hidup dari produksi bata dan genteng. Kini kondisi itu tinggal cerita. Sebagian besar masyarakat telah alih profesi. Beberapa alternative pekerjaan lain mulai digeluti. Itu karena bata dan genteng sudah tidak menguntungkan lagi. Penyebabnya tak lain karena bahan baku yang sudah sangat sulit didapat.
Salah satu pekerjan yang dipilih adalah produksi tahu dan tempe. Tahu dan tempe produksi masyarakat, tersebar sampai ke pelosok desa. Dua jenis makanan satu bahan ini dipilih, bukan tanpa alasan. Tahu dan tempe menjadi alternativ pekerjaan karena bahannya mudah didapat, walalu pun sekali waktu terjadi kelangkaan, terutama pada saat kedelai belum panen.
Tahu dan tempe adalah panganan yang kaya akan gizi. Dari produksi bata genteng, kini masyarakat beralih memproduksi tahu tempe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar