Berkumpul dan berbagi informasi, menjadi kebutuhan sebuah kelompok atau gerakan masyarakat. Dalam suasana silaturrahmi dan ramah tamah, biasanya muncul informasi dan gagasan baru yang menyegarkan. Itulah yang terjadi sore tadi di kantor sosial Kota Mataram. Di sela-sela kesibukan membantu pemerintah memantau gepeng dan Anjal, para relawan Tagana Kota Matarammenyempatkan diri untuk berkumpul. Mereka berkumpul untuk berbuka bersama. Akhir-akhir ini, sebagian besar relawan memang jarang bertemu, karena masing-masing sibuk melakukan pemantauan di tempat tugas masing-masing. Pemantauan terhadap anjal dna gepeng, dimulai sejak awal Ramadhan.
Bermacam tanggapan muncul sejak Ahsanul Khaliq, kepala Dinas Sosial dan tenaga kerja kota Mataram, menugaskan para relawan untuk beraksi memantau jalanan. Kondisi para anjal dan gepeng yang selama ini menjadi sorotan banyak pihak menjadi fokus para relawan. Tanggapan miring datang dari anggota DPRD kota Mataram yang mengatakan bahwa Pos Pantau yang didirikan tidak efektif karena jarang terisi. “Mestinya anggota dewan yang terhormat itu memberikan solusi, bukan hanya tanggapan miring, kata Oyik, Tagana asal Seganteng yang setiap hari mangkal di pos pantau.
Buka bersama menjadi ajang pertemuan sekaligus konsoslidasi antar relawan. Salah seorang relawan mengusulkan agar kedepan kerjasama dengan pihak lain perlu ditingkatkan. Tadi saya diminta lapor ke pimpinan agar kerjasama dengan pihak keamanan. Menu berbuka yang sederhana menjadi nikmat manakala dihidangkan secara berjamaah. Salah seorang anggota Tagana non muslimpun ikut berbuka bersama. Kerjasama yang dijalin antar relawan membuat suasana pertemuan menjadi hangat